Kegiatan Blok
KEGIATAN PERSEKUTUAN BLOK (Menjadi Saksi Kebangkitan)
Bahan PA Dewasa 3
Bacaan Alkitab:
Yohanes 20:1-18
PENGANTAR
Keberadaan saksi itu penting dalam
membuktikan kebenaran sebuah perkara. Itu sebabnya seorang saksi tak hanya
harus bisa dipercaya, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyampaikan kesaksiannya dengan benar. Justru
karena itu amat menarik jika kita memerhatikan catatan Alkitab tentang siapa
yang menjadi saksi kebangkitan Yesus. Ternyata saksi kebangkitan Yesus dalam
tuturan Alkitab adalah para perempuan. Sebagai catatan penting, perempuan pada
masa itu adalah kelompok yang tidak mendapat kedudukan setara dengan laki-laki. Mereka dianggap pembawa dosa hingga tidak
layak untuk dipercaya. Itu sebabnya dalam hukum Yahudi yang berlaku saat itu,
mereka tidak diperkenankan menjadi saksi.
Jika Alkitab menyatakan bahwa saksi
Yesus yang bangkit adalah perempuan, apakah artinya itu? Apakah dengan demikian
kita perlu meragukan kebangkitan Yesus?
Langkah 1:
Pernahkah Anda menjadi saksi? Ceritakan pengalaman Anda!
Langkah 2:
Mengapa Anda diminta menjadi saksi?
Langkah 3:
Bacalah Yohanes 20: 1-18
Siapa yang menjadi saksi pertama
kebangkitan Yesus? Jawab: Perempuan. Injil Yohanes mencatat perempuan itu
bernama Maria Magdalena (ay. 1). Ternyata tidak hanya Injil Yohanes yang
menyebutkan perempuan, Injil yang lain juga mencatat nama perempuan sebagai
saksi kebangkitan Yesus. Matius mencatat nama Maria Magdalena dan Maria yang
lain (Mat. 28:1). Markus mencatat nama Maria Magdalena, Maria Ibu Yakobus, dan
Salome (Mrk. 16:1). Lukas mencatat nama Maria dari Magdala, Yohana, Maria ibu
Yakobus, perempuan-perempuan lain (Luk. 24:10). Catatan-catatan itu menunjukkan
bahwa perempuan memang adalah saksi kebangkitan Yesus.
Menariknya, perempuan pada saat itu dianggap
sebagai kelom-pok orang yang tidak dapat dipercaya. Bahkan mereka tidak boleh
memberikan kesaksian di pengadilan agama. Jika demiki-an kenyataannya, mengapa
Alkitab justru mencatat nama perempuan sebagai saksi kebangkitan Yesus?
Bukankah lebih baik dipilih saja nama murid
laki-laki, seperti Petrus, yang menyaksikan kebangkitan untuk pertama kali, supaya
berita itu lebih dapat dipercaya dan sesuai dengan konteksnya?
Kenyataan itu menunjukkan bahwa keajaiban
Paska yang berpusat pada kebangkitan Yesus merambah pada berbagai bidang
kehidupan, termasuk runtuhnya tembok-tembok pemi-sah yang membelenggu manusia.
Salah satunya adalah beleng-gu yang memisahkan manusia dalam kelompok gender
(jenis kelamin) tertentu. Belenggu pemisahan itu telah menciptakan paradigma
negatif terhadap kaum perempuan. Sejarah kehi-dupan manusia mencatat betapa sulitnya
mengubah paradigma. Sikap diskriminatif terhadap perempuan menciptakan paradig-ma
yang menempatkan laki-laki sebagai pusat. Inilah yang kerap disebut sebagai
patriakat. Kenyataan ini membuat keha-diran perempuan diabaikan, direndahkan, dan
termarginalisasi. Ada doa orang Yahudi laki-laki yang menyatakan ungkapan
terima kasih karena Tuhan tidak menciptakan dirinya sebagai binatang dan perempuan.
Sikap diskriminatif mengakibatkan banyaknya perempuan yang mengalami
penderitaan akibat hidup di dunia patriakat. Perempuan bagai barang yang dapat dibeli,
mau diapakan saja terserah ”pemiliknya.”
Menempatkan perempuan sebagai saksi
pertama kebangkitan Yesus menjadi catatan yang menarik di tengah kedudukan
perempuan yang tidak dapat dipercaya itu. Kisah penginjil Yohanes menunjukkan
sedikit keraguan (mungkin juga memberi tempat bagi keraguan pembacanya),
sehingga melanjutkan cerita Maria ke kubur Yesus dengan menghadirkan Simon
Petrus dan murid yang lain untuk memberikan konfirmasi tentang peristiwa
kebangkitan itu. Simon Petrus adalah pemimpin kelompok para murid Yesus. Tentang
siapa ”murid yang lain” tidak disebutkan dengan jelas, tradisi menyebut sebagai
rasul Yohanes. Yang pasti mereka menemukan kubur itu kosong. Dalam teks Alkitab
disebutkan: ”Maka
masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia
melihatnya dan percaya” (ay. 8). Apakah yang mereka percayai? Kubur
kosong atau Yesus yang bangkit? Penjelasan pada ayat selanjutnya memberikan
keterangan. Dalam Alkitab BIMK (Bahasa Indonesia Masa Kini) disebutkan: ”Sampai pada waktu itu mereka
belum mengerti apa yang tertulis dalam Alkitab bahwa Ia harus bangkit dari mati”
(ay. 9). Jadi sangat mungkin mereka
percaya kubur telah kosong, tetapi kepercayaan tentang Yesus yang bangkit tidak
dinyatakan dengan jelas. Bahkan tidak ada berita lanjutan. Hanya ada sebuah
catatan pendek: “Lalu pulanglah kedua murid itu ke rumah” (ay. 10). Jika memang
mereka percaya Yesus sudah bangkit – bukan kubur yang kosong – kita bisa
membayangkan reaksi meraka pasti berbeda.
Sebaliknya dengan Maria. Kenyataan kubur yang kosong
membuat ia terhenyak dalam duka (ay. 12).
Ia menganggap mayat Yesus telah dicuri. Itu sebabnya ia bertanya kepada seseorang
disangkanya penunggu taman (makam): “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia,
katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat
mengambil-Nya” (ay. 15). Sikapnya yang tulus dalam menanti kejelasan akan
keberadaan tubuh Yesus membuatnya menanti dalam kepedihan sekaligus
pengharapan. Ia menanti tanpa tahu siapa yang akan memberikan jawaban. Ia
menanti tanpa banyak berpikir logis. Ia diam
dalam tangis. Justru dalam penantian semacam itu, Yesus menjumpainya secara
personal. Maria menjadi saksi kebangkitan Yesus. Ia dipercaya untuk
memberitakan kebangkitan Yesus kepada para rasul yang terdiri dari kaum laki-laki.
Dalam keyakinan ia berseru: “Aku telah melihat Tuhan!” (ay. 18). Ia telah
menjumpai Tuhan secara pribadi dan otentik. Dirinya adalah saksi. Itu sebabnya
hidupnya mengalami perubahan total. Ia pergi kepada murid-murid yang lain dan
dengan gembira memberitakan Yesus yang bangkit. Adakah yang meragukan kesaksian
semacam itu?
Langkah
4:
§ Salah satu
hal yang “dipersoalkan” dalam iman kristen adalah kebangkitan. Bagaimana cara
Anda menjelaskan perihal kebangkitan Yesus pada orang yang meragukannya atau
yang beragama lain?
§ Jika Allah
memilih orang yang dipandang “buruk dan tidak layak” (seperti para perempuan di
zaman Yesus), apa artinya bagi Anda?
Apakah Anda sadar bahwa orang kristen di masa kini juga diminta untuk menjadi
saksi bagi kebangkitan Yesus? Apakah Anda merasa layak menjadi saksi
kebangkitan Yesus? Hal apa yang membuat Anda merasa layak?
§ Kisah Paska
menghancurkan berbagai tembok yang memi-sahkan manusia. Yesus yang bangkit menentang
kenyataan hidup yang dijalani oleh manusia, yang bersifat diskrimi-natif terhadap
perempuan. Masihkah Anda melihat sikap diskriminatif dalam lingkungan hidup
Anda? Bagaimana Anda menyikapi hal itu?
Langkah 5:
Aku adalah saksi kebangkitan Yesus, aku akan:
Di tengah kehidupan keluarga .…
Di tengah persekutuan gereja .…
Di tengah masyarakat .…
[asp]