Sekedar Ulasan
Oleh : Bp. BAMBANG SETYO MARGONO
π·π· Tugas para gembala adalah melindungi kawan dombanya agar tidak dicuri atau dibunuh oleh binatang liar, atau menjaganya agar tidak tersesat. Namun para pemimpin Israel tidak bertindak sebagai gembala yang baik. Kejahatan dan kelalaian mereka (para raja, para imam dan pejabat kerajaan) menyebabkan kawanan domba (bangsa Israel) terbunuh atau terpencar-pencar di negeri asing. Karena itulah TUHAN minta supaya "anak manusia" (Yehezkiel) bernubuat : "Celakalah gembala-gembala Israel yang menggembalakan dirinya sendiri!... ." (Yeh. 34:1-6)
Selanjutnya Yehezkiel juga memberitakan kabar sukacita bahwa : TUHAN akan menyelamatkan bangsa Israel. TUHAN sebagai gembala yang baik akan menyelamatkan kawanan domba yang hilang atau tersesat (Yeh. 34:11-16). Gambaran TUHAN sebagai gembala dapat kita temukan dalam Alkitab (Kej. 49:24, Mazmur 23)
Apa yang tertulis dalam Mazmur 23:1-6a jelas sangat disukai setiap domba (umat percaya) tetapi untuk kalimat : "dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa" (ay. 6b) sering hanya dipahami sepihak, betapa enaknya tinggal di rumah TUHAN sepanjang masa. Lupa bahwa diam di rumah TUHAN sebenarnya harus memiliki tanggung jawab untuk tetap berada dalam standar hidup yang benar, seperti yang Allah kehendaki yaitu seperti kehidupan yang diperagakan Tuhan Yesus : Kehidupan dalam ketaatan yang tidak bersyarat kepada Allah Bapa, penghormatan yang sempurna kepada Bapa dan kasih cintaNya yang sangat mendalam kepada Allah Bapa tanpa batas. Hal ini akan dapat dilakukan jika selalu membuka diri untuk mau tinggal di dalam Yesus dan Tuhan Yesus tinggal di dalamnya (band. Yoh. 6:53-58). Namun demikian firman dalam Yohanes 6:53-58 itu dianggap terlalu keras, karena seolah-olah umat akan kehilangan kehendak bebasnya. Untuk itulah maka bagi murid yang terbelenggu dengan pola pikir duniawi banyak yang mengundurkan diri dari Dia (Yoh. 6:66).
Sungguh disayangkan bagi yang gagal memahami perkataan Tuhan Yesus tentang roh dan hidup. Maka untuk memantapkan pemahaman kedua belas muridNya, Tuhan Yesus bertanya, "Apakah kamu tidak mau pergi juga? " (ay. 67). Simon Petrus pun menjawab, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal, dan kami tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah" (ay. 68-69)
Suatu pemahaman yang benar sekaligus penyerahan diri secara total kepada Tuhan Yesus karena tahu bahwa Yesus adalah Yang Kudus dari Allah. Dia-lah jalan, kebenaran dan hidup. Hanya melalui Tuhan Yesus orang dapat mengenal kebenaran tentang Allah dan menemukan hidup sejati dan abadi (kekal) bersama Allah.
Haleluya. Amin ππ
π·π· Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka (Yoh. 6:52), karena mendiskusikan : Bagaimana Yesus dapat memberikan dagingNya untuk dimakan bagi mereka semua. Diskusi masalah rohani dengan didasari pola pikir secara duniawi sudah pasti nggak akan ketemu, bahkan membuat mereka semakin bingung. Mereka lupa bahwa pokok diskusi sebenarnya bukanlah soal duniawi tetapi Roti hidup yang turun dari surga. Tuhan Yesus mengatakan, "... roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang Kuberikan untuk hidup dunia" (Yoh 6:51)
Melihat pola pikir orang-orang Yahudi semacam itu maka Tuhan Yesus menyatakan diriNya sebagai Anak Manusia (ay 53), hal ini agar mereka ingat bahwa Tuhan Yesus adalah yang dipilih oleh Allah untuk diutus seperti halnya nabi Yehezkiel yang juga disebut "anak manusia" berulang-ulang dalam Yehezkiel bab 2 (dua) atau juga di Bab yang lain. Anak Manusia juga dapat dimengerti seperti halnya penglihatan Daniel. Anak Manusia yang dimaksud adalah seorang Juru Selamat yaitu orang yang dipilih Allah untuk memerintah dunia dan seluruh penghuninya (dapat dipelajari dalam Daniel 7:13-14). Tetapi kadang-kadang Tuhan Yesus menggunakan kata Anak Manusia untuk menunjukkan sisi-sisi kemanusiaanNya (Mat. 8:20)
Pernyataan diri Tuhan Yesus sebagai Anak Manusia, dengan tujuan berharap agar orang-orang Yahudi tidak selalu berfikir berdasarkan pola pikir duniawi saja, tetapi hendaklah mau mengerti apa yang dikehendaki TUHAN tentang kehidupan yang kekal. Tetapi rupa-rupanya banyak orang Yahudi yang akhirnya tetap lebih menyukai berfikir dengan pola pikir duniawi yang sebenarnya sering tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki TUHAN.
Hal semacam itu sebenarnya sudah sejak dahulu kala telah terpatri dalam hati manusia dan yang sering dilakukan. Apalagi kalau dari hasil pemikirannya sangat menguntungkan dalam hidupnya. Seperti halnya pola pikir duniawi orang-orang Mesir. Mereka telah merasa nyaman menjadi tuan dari bangsa Ibrani yang dianggapnya budak. Raja Mesir bahkan tidak akan membiarkan Musa membawa pergi bangsa Israel meskipun dengan alasan akan mempersembahkan korban kepada Allah (Kel. 3:16-19). Tetapi Allah yang telah mengikat perjanjian dengan Abraham, Ishak dan Yakub, akan menolong bangsa Israel agar dapat keluar dari Mesir (Kel. 3:20-22).
Dalam hal ini TUHAN memilih Musa untuk dipakai sebagai alat TUHAN menolong bangsa Israel. Maka dengan seizin mertuanya Musa kembali ke Mesir untuk melaksanakan perintah TUHAN. (Kel. 4:18-20). Musa pun sebenarnya mengetahui resiko apa yang akan dihadapinya, meskipun orang yang akan mencabut nyawanya telah mati. Tetapi masih juga terdapat orang-orang yang tidak mau tahu tentang itikad baik Musa.
Meskipun demikian Musa tetap meletakkan pola pikirnya pada kehendak TUHAN, bukan hitung-hitungan duniawi. Dengan demikian dalam hati Musa muncul kekuatan iman : Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab TUHAN besertaku, gadaMu dan tongkatMu itulah yang menghibur aku. (band. Mzm. 23:4)
Kiranya disaat kita diuji untuk hidup dalam dunia yang kelam karena Covid-19 ini kita tetap memiliki kekuatan iman seperti yang tertulis dalam Mazmur 23:4
Terpujilah nama TUHAN kini sampai selamanya.
Amin ππ
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
π·π· Di gunung Sion TUHAN akan menggelar pesta perjamuan bagi bangsa-bangsa (Yes 25:6). Sion mewakili umat Allah dan tempat Allah tinggal di antara umat-Nya. Tempat itu adalah sumber berkat-berkatNya (perhatikan Mzm 22:25-29, Yeh 47:1,2,12, Why 22:1,2). Beberapa teks Perjanjian Baru juga menggambarkan kehidupan dalam Kerajaan Allah sebagai pesta perjamuan (Mat 22:1-4, Luk 14:15-24, 22:14-17)
Di atas gunung, TUHAN akan mengoyakkan kain perkabungan dan meniadakan maut untuk seterusnya. (Yes 25:7-8). Hal ini merupakan suatu gambaran, Allah menyingkapkan kain penutup yang menyatakan bahwa Allah menghidupkan kembali dari kematian. Saat itulah orang akan berkata : Sesungguhnya inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya kita diselamatkan (Yes 25:9)
Kesempurnaan Janji TUHAN itu telah digenapi oleh pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib. Sebelum Tuhan Yesus menggenapi janji Allah Bapa, Tuhan Yesus sudah menyatakan diriNya : "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yoh 14:6). Tuhan Yesus disini mengklaim bahwa Dia Sang jalan. Melalui Dia orang dapat mengenal kebenaran tentang Allah dan menemukan hidup sejati dan abadi bersama Allah. Tidak semua orang dapat dengan mudah memahami yang disampaikan Tuhan Yesus ini, apalagi bagi yang tidak didasari percaya kepada Tuhan Yesus yang datang dari Surga (band Yoh 3:13).
Filipus sahabatNya sendiri yang lebih dulu bertemu Tuhan Yesus dibanding Natanael (Yoh 1:45), yang telah sekian lama bersama-sama Tuhan Yesus, "namun tidak mengenal Dia", sehingga minta ditunjukkan siapa Bapa itu (Yoh 14:8). Teguran Tuhan Yesus kepada Filipus, sebenarnya sekaligus menjelaskan siapa diriNya (Yoh 14:9-11). Dikatakan oleh Tuhan Yesus bahwa orang percaya akan mendapatkan tugas : "Sesungguhnya barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan itu lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa (Yoh 14:12). Pekerjaan-pekerjaan orang percaya yang tadinya dilakukan bersama Tuhan Yesus, akan terasa lebih besar atau berat, sebab Tuhan Yesus telah pergi kepada Bapa di surga. Tetapi karena kasih karuniaNya, Tuhan Yesus tidak meninggalkannya begitu saja, karena apa yang diminta dalam nama Tuhan Yesus, Dia akan melakukannya supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak (Yoh 14:13-14).
Muliakanlah nama TUHAN karena segala kebajikanNya, dengan kita mengangkat piala keselamatan (mau menyampaikan berita damai dan pengampunan dari Allah itu kepada orang lain, supaya orang lain pun ikut terselamatkan), dan mempersembahkan korban syukur bagi TUHAN (Mzm 116:12-19)
Jumat, 24.04.2020
π Yesaya 26:1-4 Mazmur 116:1-4,12-19 dan Yohanes 6:1-15 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
π·π· Bangsa Yehuda merasakan sukacita atas keselamatan dari TUHAN, setelah mereka kembali kepada TUHAN dan mematuhi hukum-hukumNya. Mereka merasa memiliki kota yang kuat karena TUHAN telah memasang tembok dan benteng (Yes 26:1). Ketika pintu gerbang terbuka masuklah bangsa yang benar dan tetap setia, dan TUHAN menjaganya dengan damai sejahtera (Yes 26:2-3).
Damai sejahtera disini maksudnya : merasakan ketenangan batin yang lahir dari keyakinan akan janji Allah. Allah menjanjikan damai kepada umat dalam arti keutuhan atau kesejahteraan. Kristus diutus ke dunia untuk mendamaikan Allah dan manusia. Damai ini berasal dari pengampunan. Yesus memungkinkan damai dengan Allah terjadi (lih. Roma 5:1) dan memungkinkan orang-orang hidup bersama dengan damai (lih. Galatia 3:26-28, Efesus 2:14-15)
"Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya" (Roma 3:25a). Kristus datang ke dunia bukan untuk dijadikan Raja supaya membebaskan Yehuda dari jajahan Romawi, tetapi Kristus datang untuk menjadi jalan pendamaian anteumat dengan Allah yang telah terputus relasinya akibat dosa. Untuk itulah ketika orang banyak hendak membawa paksa Kristus menjadi raja, Dia menyingkir ke gunung seorang diri (Yoh 6:15).
Tuhan Yesus ingin agar umat mendapatkan pendamaian karena iman dalam darahNya (penebusan Tuhan Yesus), bukan karena mujizat yang dilihat. Orang yang percaya karena mujizat, tidak akan pernah kuat imannya. Ingat!! Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul pula mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat (Matius 24:24), mereka dapat menyesatkan orang-orang pilihan.
Hendaknya umat dalam takut, hormat,percaya dan mengasihi TUHAN, janganlah karena melihat mujizat, tetapi karena TUHAN mendengar suara dan permohonan kita, meluputkan kita dari kesesakan, kedukaan dan tali-tali maut yang melilit (lih Mzm. 116:1-4), yang telah dinyatakan dalam pengorbanan Tuhan Yesus dan pemeliharaan TUHAN kepada kita sepanjang hari.
Yang menjadi pertanyaan adalah : Bagaimana membalas kepada TUHAN atas segala kebahikanNya? Seperti yang dicontohkan Pemasmur : Mengangkat piala keselamatan dan akan menyerukan nama TUHAN (Mzm. 116:12-13). Mengangkat piala keselamatan bagi kita artinya : Sebagai umat tebusan hendaknya mau menyampaikan berita damai dan pengampunan dari Allah itu kepada orang lain, supaya orang lain pun ikut terselamatkan (lih. 2 Korintus 5:18-20). Ayat ini bukan hanya untuk jemaat Korintus saja, tetapi untuk jemaat di semua tempat, termasuk juga untuk kita semua.
πBacaan Leksionari
Kamis 23-04-2020
π Yesaya 25:1-5 Mazmur 116:1-4,12-19 , Yohanes 3:31-36 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
ππ "Siapa yang datang dari atas adalah diatas semuanya,... " (Yoh. 3:31). Yang dimaksud datang dari atas adalah datang dari surga. Dia, adalah Tuhan Yesus Sang Juru Selamat. "Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihatNya dan yang didengarNya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksianNya itu" (ay 32). Kalimat ini dikatakan oleh Yohanes ketika TERANG telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang (lih. Yoh 3:19).
Yohanes dalam menggunakan kata-kata berlawanan "terang" dan "gelap" untuk menggambarkan pertarungan antara mereka yang menerima Yesus dan yang menolak untuk percaya kepadaNya (lih. Yoh 1:19-21dan 8:12-20). Jelas dikatakan dalam Yohanes 3:36 demikian, "Barang siapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barang siapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya"
Meskipun Allah itu Mahakasih dan Mahapengampun, tetapi terhadap umat yang melawanNya akan dihancurkan. Dalam nubuat nabi Yesaya tentang akhir zaman, Yesaya menubuatkan bagaimana bumi dihancurkan (Yesaya ps. 24). Sebagai orang beriman, Yesaya bersyukur karena musuh sudah musnah (Yes. 25:1-5). "Kegaduhan orang-orang luar Kaudiamkan, seperti panas terik ditiadakan oleh naungan awan, demikianlah nyanyian orang-orang yang gagah sombong ditiadakan" (Yes. 25:5).
Menjelang akhir zaman orang-orang luar (orang yang tidak percaya) gaduh, mereka merasa paling hebat dan mengumbar nyanyian (baca : kata-kata yang mengagungkan kelompoknya sendiri dan sering dibumbui olok-olok terhadap kelompok lainnya) dengan pongahnya. Semua itu nantinya, TUHAN akan mendiamkan (membungkam bukan membiarkan) dan meniadakan. Dalam hal inilah Yesaya bersyukur : Ya, TUHAN, Engkaulah Allahku, aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan syukur bagi namaMu, sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancanganMu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu (Yes 25:1)
Sudah barang tentu kita sebagai orang percaya haruslah tetap teguh mempertahankan iman kita supaya semakin kuat, agar kita tidak menyerupai orang yang menolak Tuhan Yesus yang artinya menolak keselamatan. Seperti halnya Yesaya bersyukur dan Pemasmur yang mengasihi TUHAN karena terluput dari belenggu maut (Mazmur 116), maka hidup orang percaya yang benar haruslah selalu mengucap syukur atas pemeliharaan TUHAN dan mengasihiNya dengan segenap hati, jiwa dan akal budi kita.
π»π» Ayat-ayat dalam Yunus 2:1-10 ini berisi doa syukur Yunus. Dalam ayat 2 sampai 6 Yunus memakai gambaran itu untuk menunjukkan bagaimana rasanya terpisah dari Allah. Yunus yang menggambarkan dirinya ditengah-tengah dunia orang mati merasa jauh dari Bait Allah yang diyakini dimana Allah berada (Yunus 2:2,4). Namun sebenarnya, tidak ada jarak yang terlalu jauh bagi Allah untuk mendengar doa Yunus. Dalam doanya Yunus berbicara seolah-olah ia sudah selamat (lih Yunus 2:9-10). Inilah sebenarnya yang merupakan bukti bahwa Yunus memiliki iman yang kuat bahwa Allah tidak akan mengirim orang beriman ke dunia orang mati, tetapi akan menyelamatkan mereka dari kematian (Mazmur 16:10). Itulah salah satu wujud kasih Allah kepada umatNya. Lebih nyata lagi yang dapat dirasakan oleh semua umat adalah : Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16)
Hanya orang benar (hidup dalam terang) akan mengalami hidup kekal, sedangkan orang jahat (hidup dalam kegelapan) akan menjalani kehinaan selamanya (Daniel 12:1-3). Terang telah datang ke dalam dunia (Yoh 3:19) tinggal manusianya mana yang akan dipilih, memilih terang atau lebih menyukai kegelapan.
Di dalam Alkitab terang digunakan untuk menggambarkan Allah atau FirmanNya (1 Yoh. 1:5, Mzm 119:105). Kegelapan menunjuk pada tempat-tempat kesakitan dan penderitaan (Mzm 107:10) atau kebingungan (Pkh 2:14). "Barang siapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah" (Yoh. 3:21). Sebaliknya yang tetap menyukai kegelapan dalam arti tidak melakukan apa yang Allah harapkan dapat dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap (Mat 22:13) untuk itulah maka : Gemetarlah hai bumi di hadapan TUHAN, di hadapan Allah Yakub (Mzm 114:7). Gemetar takut bukan karena takut hukuman tetapi gemetar takut karena hormat kepada Allah yang telah mengubah gunung batu menjadi kolam air dan batu yang keras menjadi mata air (Mzm 114:8). Allah-lah yang menyediakan semua yang kita perlukan di sepanjang perjalanan hidup kita.
Meskipun demikian kita tidak boleh lengah karena merasa aman dalam pelukanNya. Zakharia 1:15 mengatakan, "tetapi sangat besar murkaKu terhadap bangsa-bangsa yang merasa dirinya aman, yang sementara Aku murka sedikit, telah membantu menimbulkan kejahatan. (saat ini misalnya : tidak menaati perintah yang seharusnya ditaati)
Kiranya TUHAN memberkati kita semua senantiasa, dan memampukan kita untuk tetap taat pada perintah yang seharusnya kita taati, terlebih perintah TUHAN. Dengan demikian kita melakukan yang benar, datang kepada "Terang" sehingga perbuatan yang kita lakukan kelihatan nyata di dalam TUHAN.
πBacaan Leksionari Selasa 21-04-2020
dari : π Yunus 1:1-17 Mazmur 114:1-8 dan Yohanes 3:7-15 π
⛪ Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π
πΌπΌ Bagi Yunus Niniwe dianggap tempat yang tersulit dan penuh bahaya karena merupakan kota yang jahat. Untuk itulah maka ketika TUHAN menyuruh Yunus pergi ke Niniwe, ia mengingkari panggilan TUHAN. Yunus ingin melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN, lewat pelabuhan Yafo untuk memperoleh kapal tumpangan (lih Yunus 1:3).
Sebenarnya sampai berada dimanapun juga tidak ada seorang manusia pun yang luput dari pandangan TUHAN. Demikian juga halnya Yunus. Dengan caraNya yang ajaib, TUHAN memakai pelarian Yunus untuk menyadarkan semua orang yang ada dalam kapal, bahwa Tuhan Allah lebih kuasa dari pada allah yang mereka sembah (band. Yunus 1:4,5 dengan ayat 14-16)
Mereka semua takut kepada TUHAN-nya Yunus, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi TUHAN serta mengikrarkan nazarnya. Menurut kebiasaan saat itu korban sembelihan identik dengan korban bakaran. Dimana alasan mempersembahkan korban bakaran adalah untuk menyembah dan menyatakan kesetiaan kepada Allah, memohon pemgampunan dari Allah (AES hal 184). Itu artinya ada pertobatan dalam kapal yang ditumpangi Yunus. Hanya belum sepenuhnya, karena dasar yang digunakan adalah mereka takut menerima hukuman dari TUHAN, bukan takut karena hormat. Ciri orang yang dilahirkan oleh daging adalah takut menerima hukuman, berbuat baik untuk menerima imbalan (pahala). Sedangkan orang yang dilahirkan kembali oleh Roh, takut karena hormat, berbuat baik karena merupakan ungkapan syukur bahwa TUHAN telah lebih dulu menyatakan kebaikanNya. Itulah sebabnya bagi orang yang hanya tahu bahwa TUHAN Mahakuasa, perlu dilahirkan kembali sehingga tahu bahwa sebenarnya TUHAN Yang bertahta di Sorga adalah juga Mahapengampun dan Mahakasih. Hanya orang yang dilahirkan kembali yang dapat melihat kerajaan Allah (Yoh 3:3). Ingat! Baru dapat melihat. Untuk ikut memilikinya harus mau miskin di hadapan Allah (lih. Mat 5:3).
Miskin di hadapan Allah artinya tidak memiliki apa-apa di hadapan Allah. Tuhan Yesus telah menebus manusia dari dosa. Jadi harus sadar kalau diri kita adalah milik Kristus yang menebus dosa kita. Itu artinya untuk memperoleh Kerajaan Allah (Surga) harus melalui penebusan Tuhan Yesus karena, "Tidak ada seorang pun yang telah naik ke Sorga, selain Dia yang telah turun dari Surga, yaitu Anak Manusia" (Yoh 3:13). Dikatakan di dalam Yoh 3:14-15 demikian, "Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup kekal
Anak Manusia telah ditinggikan di kayu salib untuk menebus manusia dari dosa. Umat tebusan harus memuliakanNya, dengan mau menjadi alat dipakai dalam karya Tuhan. Tidak harus didahului dengan cara melarikan diri seperti Yunus, atau seperti laut yang melarikan diri dan sungai Yordan yang berbalik ke hulu (Mz 114:3) untuk dipakai TUHAN waktu menyeberangkan bangsa Israel (Kel 14:21-22,Yosea 3:14-17)
TUHAN dapat memakai umatNya dengan cara apapun menurut kehendakNya.
Pertanyaannya adalah : Siapkah kita dipakai TUHAN untuk pekerjaanNya? TUHAN memberkati.
Haleluya.
Amin ππ
πBacaan Leksionari Rabu 08-04-2020 dari
π Yesaya 50:4-9a Mazmur 70:1-6 dan Matius 26:14-25 π
⛪ Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π
π»π» Ketaatan Hamba Tuhan pada Yesaya 50:4-9 ini merupakan nyanyian hamba yang ketiga. (Ctt. Ada 4 nyanyian hamba dalam Kitab Yesaya : Yes 42:1-4, Yes 49:1-6, Yes 50:4-9 dan Yes 52:13-53:12). Tidak seperti pada nyanyian kedua dimana Hamba Tuhan akan menjadi terang (Yes 49:6), Hamba Tuhan dalam bacaan saat ini menderita secara fisik dan dipandang hina saat mengemban tugas yang diberikan Tuhan kepadanya (Yes 50:6)
Tidak seperti Israel, Sang Hamba Tuhan mengikuti ajaranNya dan tidak memberontak. Hamba Tuhan dipukuli bagaikan orang jahat. Janggut dicabut, wajah diludahi adalah sikap penghinaan yang keterlaluan (band. Mat. 26:67). Gambaran tentang apa yang diderita Hamba Tuhan ini sebenarnya suatu nubuat tentang apa yang diderita Tuhan Yesus.
Diawali dengan pengkhianatan Yudas Iskariot (Mat 26:14-16), kemudian dalam mengadakan Perjamuan Malam, ketika Yesus menyatakan bahwa seorang di antara para murid akan menyerahkan Dia (Mat 26:21). Seorang demi seorang murid Yesus berkata, "Bukan aku, ya Tuhan? " (ay 22) termasuk Yudas Iskariot, "Bukan aku, ya Rabi? "(ay 25)
Di hadapan Tuhan para murid saling membenarkan dirinya sendiri. Mereka lupa bahwa Tuhan Yesus pernah berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup" (Yoh 14:6a). Umat yang telah berdosa tidak akan menjadi benar tanpa mendapatkan kebenaran dari Tuhan Yesus. Kebenaran yang diberikan Tuhan kepada umat merupakan pertolongan Tuhan supaya umat tidak terus terbelenggu oleh kuasa dosa dan bermacam masalah duniawi. Kita telah ditebus oleh Tuhan Yesus dari belenggu dosa oleh pengorbananNya di kayu salib. Tetapi dalam menghadapi berbagai macam masalah duniawi yang menghimpit kehidupan, hendaklah kita berdoa kepada Tuhan mohon pertolongan seperti Pemasmur berdoa, "Ya Allah, bersegeralah melepaskan aku, menolong aku ya Tuhan....... Tetapi aku ini sengsara dan miskin, ya Allah segeralah datang! Engkau-lah yang menolong aku dan meluputkan aku ya TUHAN janganlah lambat datang (Mazmur 70:2-6)
Kiranya TUHAN memberkati dan melindungi kita semua.
Amin ππ
π²Bacaan Leksionari Senin 06-04-2020 dari :
π Yesaya 42:1-9 Mazmur 36:5-11 dan Yohanes 12:1-11 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
πΈπΈ Mungkin sebagai ungkapan syukur dibangkitkan dari kematian, di rumah Lazarus diadakan perjamuan untuk Tuhan Yesus (Yoh 12:2). Sudah barang tentu para murid juga ikut, termasuk Yudas Iskariot. Ketika Maria meminyaki kaki Tuhan Yesus dengan minyak narwastu murni dan menyeka dengan rambutnya (hal mana itu merupakan sikap kerendahan hati dalam menaruh hormat dan ungkapkan syukur kepada Tuhan Yesus), Yudas Iskariot mencela, "Mengapa minyak narwastu itu tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" (Yoh. 12:3-5)
Bagi yang tidak mengerti akan menilai Yudas Iskariot hebat, begitu peduli kepada orang miskin. Tetapi yang sebenarnya itu hanya menutupi kebusukannya. Karena yang sebenarnya ia adalah seorang pencuri (ay. 6), maka disindir Tuhan Yesus : "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburanKu. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu" (Yoh 12:7,8). Tuhan Yesus sudah tahu kalau Yudas Iskariot akan segera menyerahkan Dia ke tangan pemuka Yahudi dan para imam kepala yang saat itu tidak hanya bermufakat untuk membunuh Tuhan Yesus saja, tetapi juga Lazarus, karena banyaknya orang Yahudi yang percaya kepada Yesus (ay. 8-11)
Peduli kepada orang miskin dan lemah itu memang harus, tetapi harus tulus, tidak dengan kepura-puraan apalagi digunakan sarana untuk mencari keuntungan.
Dengan ketulusan hati Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menolong orang yang lemah. Manusia yang lemah tidak mungkin untuk dapat melepaskan diri sendiri dari belenggu dosa. Pasti butuh penolong. Dan Penolong itu adalah Tuhan Yesus.
Dalam Yesaya 42:3-6 orang lemah digambarkan sebagai buluh yang terkulai dan nyala yang pudar. Hamba yang adil tidak akan mematahkan atau memadamkan orang yang lemah tetapi menolong dan menyembuhkannya. Sebagai Pencipta dunia dan Sumber seluruh kehidupan, Tuhan Allah memberi kuasa kepada Hamba pilihanNya untuk membawa keadilan dan pengharapan kepada bangsa-bangsa.
Terang adalah gambaran untuk kebenaran, keadilan dan kuasa penyelamatan Allah (Yesaya 42:7-9)
Dunia saat ini masih diwarnai orang-orang seperti halnya pemuka Yahudi, para imam kepala dan orang-orang seperti Yudas Iskariot. Merancang kejahatan di tempat tidur, menempatkan diri di jalan hang tidak baik, tidak menolak apa yang jahat, tetapi perilaku sehari-hari layaknya orang yang hidup dalam kesalehan. Hanya orang yang hidupnya dekat dengan TUHAN dan dituntun oleh Roh Kudus yang dapat mencerminkan kehidupan sebagai Anak Allah, yang selalu memuji dan memuliakan akan kasih TUHAN, karena TUHAN telah mengasihi seluruh dunia, pemeliharaanNya diberikan tidak hanya kepada manusia, tetapi untuk seluruh mahkluk hidup. Terlebih yang tulus hatinya. (lih. Mazmur 36:5-11)
Haleluya
Amin ππ
π²Bacaan Leksionari hari SABTU 04-04-2020 dari :
π Ratapan 3:55-66 Mazmur 31 dan Yohanes 11:45-56 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
π·π· Tidak dapat dipungkiri bahwa ditengah situasi yang tidak menyenangkan sering seseorang merasa khawatir. Rasa khawatir dapat berkembang menjadi ketakutan tapi juga dapat menjadi kemarahan. Dalam Yohanes 11:45 jelas terlihat bagaimana rasa kekhawatiran yang melanda imam-imam kepala dan orang Farisi setelah mengetahui Tuhan Yesus banyak membuat mujizat (saat itu Tuhan Yesus baru saja membangkitkan Lazarus yang sudah mati selama 4 hari). Yang dilakukan para imam dan para Farisi adalah memanggil Mahkamah Agama, mengadakan persepakatan untuk membunuh Yesus. Alasannya : Kalau pengikut Yesus semakin banyak, dikhawatirkan orang Romawi akan merampas tempat suci beserta orang Yahudi (Yoh 11:48). Hal ini dimungkinkan terjadi karena pemerintah Romawi akan menilai pemuka Yahudi, imam-imam besar dan para Farisi dianggap sudah tidak mampu memimpin bangsanya karena sudah kehilangan pengaruh, akhirnya mereka akan kehilangan jabatan (waktu itu Yahudi dibawah penjajahan Romawi, tetapi hal keagamaan diatur oleh pemuka Yahudi, imam besar dan para Farisi).
Memang, Tuhan Yesus harus mati (sebelum bangkit dan naik ke surga). Tetapi saat itu hanya imam Kayafas yang tahu (Yoh 11:49-52). Lainnya sepakat untuk membunuh Tuhan Yesus (ay. 53). Kekhawatiran orang Yahudi dan Farisi membuahkan rasa takut kehilangan pengaruh dan jabatan sehingga kehilangan akal dan yang ada dalam pikirannya, "yang dianggap penyebab harus mati".
Hal ini sangat berbeda dengan penyair dalam kitab Ratapan. Ketika dalam kesesakan, memilih datang kepada TUHAN. TUHAN pun memberikan penghiburan dan penguatan : Jangan takut (Rat 3:55-57). Penyair Ratapan merasakan pertolongan TUHAN, merasa juga hidupnya diselamatkan (ay 58) dan TUHAN pun membelanya (ay 60-66).
Sikap yang sama dalam menghadapi kesesakan, juga dilakukan oleh Pemasmur yang merasa aman di tangan TUHAN. Ungkapan yang disampaikan adalah : "Kedalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku, Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia. Aku akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku, telah memperhatikan kesesakan jiwaku, dan tidak menyerahkan aku ke tangan musuh tetapi menegakkan kakiku di tempat yang lapang (Mz 31:6,8,9).
Sikap seperti Penyair Ratapan dan Pemasmur itulah yang seharusnya dilakukan oleh orang yang merasa khawatir dalam kesesakan. Lebih dekat dengan TUHAN untuk mohon pertolongan.
TUHAN memberkati kita dan melindungi kita dari segala musuh (termasuk saat ini Covid-19), sebab : Dia-lah bukit batu pertahanan kita, gunung batu tempat perlindungan
πBacaan Leksionari Selasa, 31-03-2020
dari : π 2 Raja-raja 4:18-37 Mazmur 143 dan Yohanes 8:21-30 π
⛪ Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π
πΌπΌ "... sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu". (lih. Yoh 8:23-24). Kalimat ini disampaikan oleh Tuhan Yesus ketika orang-orang Yahudi belum juga mau mengerti siapa Yesus dan apa yang dilakukanNya untuk umat manusia. Hal ini terlihat ketika Tuhan Yesus mengatakan akan pergi, mereka mengira kalau Tuhan Yesus akan bunuh diri (ay 22). Sungguh keterlaluan, maka tidak heran kalau Tuhan Yesus menunjukkan asalNya tidak seperti mereka yang berasal dari bawah (dunia) tetapi Dia dari atas (surga). Dia adalah yang diutus Allah Bapa yang selalu berbuat apa yang berkenan kepada Allah Bapa. Meskipun demikian orang-orang Yahudi tetap tinggi hati dan tidak mau percaya sampai Tuhan Yesus ditinggikan baru mereka tahu siapa Dia (lih. Mat 27:54). Berbeda sekali dengan perempuan Sunem yang dengan rendah hati dalam menerima abdi Allah yang kudus. Disiapkanlah sebuah kamar khusus untuk abdi Allah yang singgah di rumahnya (2 Ra 4:9-10). Bahkan ketika anak laki-lakinya meninggal dengan mendadak, perempuan itu tidak menyalahkan siapa-siapa. Dengan tabah dibaringkannya anak itu di tempat tidur abdi Allah (saat itu Elisa abdi Allah berada di Karmel).
Tanpa menunggu waktu perempuan Sunem itu segera menemui abdi Allah (2 Ra 4:22-25). Begitu percayanya akan mendapatkan pertolongan, ketika Gehazi menanyakan keselamatannya, dengan mantap mengatakan semua selamat (2 Ra 4:25b-26). Penghormatan dan kerendahan hati perempuan Sunem di hadapan Elisa digambarkan dengan memegang kaki abdi Allah itu (ay 27). Percaya kepada abdi Allah percaya juga kepada Allah. Percaya kepada Allah berarti mengizinkan Allah untuk bekerja dalam hidupnya. Dengan mengatakan keluarganya selamat (ay 26), memotivasi dirinya kepada pertolongan Tuhan Allah Yang Membangkitkan. Melalui Elisa, anak perempuan Sunem itu akhirnya hidup kembali (2 Ra 4:33-36). Sekali lagi perempuan itu kemudian tersungkur di depan kaki Elisa (ay 37). Kalau saat itu orang begitu hormat dan percaya kepada Elisa yang abdi Allah, mengapa orang Yahudi dalam Yohanes 8:21-30 tegar tengkuk tidak hormat dan percaya kepada Tuhan Yesus yang adalah Anak Allah, Sang Firman yang menjadi manusia? Sangat disayangkan, karena jelas jawabannya : mereka akan mati dalam dosanya. Hal itu akan berbeda dengan orang yang dengan kerendahan hati mau percaya akan pertolongan TUHAN, yang pastinya akan memperoleh hidup atas kasih karunia TUHAN. bukankah RENDAH HATI TANDA ANAK TUHAN ?
Hendaklah dengan kerendahan hati dan percaya pada pertolonganNya kita selalu berdoa seperti doa Pemasmur : "Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus seperti tanah tandus. Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya. Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku" (Mazmur 143:6,8).
Kiranya TUHAN memberkati kita semua senantiasa.
π Bacaan Leksionari Sabtu 28.03.2020 dari
π Yehezkiel 36:8-15, Mazmur 130 dan Yohanes 7:40-53 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
πΊπΊ "Maka kamu gunung-gunung Israel, akan bertunas kembali..... dan tidak lagi memunahkan bangsamu, demikianlah firman Tuhan ALLAH" (Yehezkiel 36:8-15)
Gunung-gunung (negeri) Israel yang menjadi reruntuhan puing karena perbuatan musuh-musuh Israel, akan menghasilkan buah lagi dan menyediakan tempat tinggal bagi umat Allah ketika mereka kembali dari pembuangan. Penduduk Israel telah berkurang karena perang, kelaparan dan pembuangan, tetapi mereka akan bertambah banyak lagi ketika mendiami kembali gunung-gunung Israel yang subur (Yeh 36:11). Itu semua adalah salah satu bentuk pemulihan terhadap bangsa Israel. TUHAN Yang Mahakasih tidak lagi mengingat-ingat kesalahan-kesalahan. TUHAN melihat bahwa tidak akan ada yang mampu bertahan menghadapi hukuman TUHAN (band. Mazmur 130:3). Bagi umat yang tahu bahwa di dalam TUHAN ada pengampunan, akan menanti-nantikan TUHAN dan mengharapkan firmanNya (Mz 130:4-5). "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran (Yoh 1:14)
Tetapi sayang sekali bahwa kedatanganNya tidak semua orang mau menerimaNya. Bahkan terjadi pertentangan pendapat diantara umat. Ada yang menyebutnya nabi, ada yang menyebutnya Mesias, tetapi ada pula yang mengatakan bukan Mesias dengan alasan datangnya dari Galilea. Bahkan di antara mereka ada yang mau menangkapNya (Yoh 7:40-44)
Para penjaga yang tertegun akan perkataan Tuhan Yesus yang penuh kebenaran, malah ditegor oleh imam-imam kepala dan orang Farisi karena dianggap disesatkan, sehingga tidak mau menangkapNya. Bahkan Nikodemus seorang dari antara mereka yang dahulu datang kepada Yesus (Yoh 3:1) mengajukan pertanyaan tentang hukuman menurut Hukum Taurat, tidak diterima dengan baik oleh teman -temannya, bahkan malah disindir, apakah Nikodemus orang Galilea (Yoh 7:50-52). Memang tidak ada nabi yang datang dari Galilea, tetapi bukankah Tuhan Yesus dilahirkan di Betlehem sesuai nubuat nabi sebelumnya (Mikha 5:2, Yesaya 11:1)
Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Tuhan Yesus (Mat 11:6)
Karena pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib, kita diselamatkan.
Haleluya. Amin ππ
π SEKUL π
(Sekedar Ulasan)
π²Bacaan Leksionari hari SABTU 16.05.2020
π Kejadian 8:13-19 Mazmur 66:8-20 dan Yohanes 15:18-21 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
π·π· Di saat TUHAN mendatangkan air bah bukan untuk melenyapkan bumi, tetapi ingin memurnikan umat TUHAN untuk kembali seperti rencana Allah semula : menjadikan ciptaanNya terlihat sungguh amat baik (Kej. 1:31). Setelah air kering dari atas bumi, Tuhan Allah memerintahkan Nuh keluar dari bahtera bersama seluruh isi bahtera (Kej. 8:13-19).
Sejak semula, rencana TUHAN selalu diganggu oleh iblis. Adam dan Hawa sampai jatuh ke dalam dosa karena terbujuk oleh iblis. Demikian juga keturunan Nuh untuk generasi-generasi berikutnya. Meskipun masih banyak yang hidupnya benar dan beriman teguh, tetapi banyak pula umat yang hidupnya tidak lagi seperti yang dilakukan Nuh. Di antara keturunan Nuh banyak juga yang tidak taat kepada TUHAN. Mereka menyembah berhala, termasuk memuja kesenangan duniawi, sehingga mereka tidak mengenal lagi kepada TUHAN yang sesungguhnya.
Hal yang demikian berlanjut sampai zaman Tuhan Yesus (dan mungkin juga sampai sekarang). Itulah maka Tuhan Yesus katakan : Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu (Yoh. 15:18-19). Ini adalah suatu tantangan yang harus dihadapi orang percaya. Tetap sebagai hamba Tuhan karena telah dipilih oleh Tuhan Yesus, dengan konsekuensi teraniaya (dibenci) dunia, apakah mengikuti mereka yang tidak mengenal Dia yang mengutus Tuhan Yesus dimana akan dikasihi dan dimanjakan dunia, tetapi dengan konsekuensi kehilangan anugerah kehidupan kekal (lihat Matius 5:10, Yohanes 3:16)
TUHAN mengajarkan kita untuk percaya kepadaNya yang begitu dahsyat pekerjaanNya
Dalam hidupnya yang benar dan imannya yang teguh, Pemasmur mengajak dan menguatkan pengakuan kita demikian : Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyatnya segala pekerjaanMu, oleh sebab kekuatanMu yang besar, musuhMu tunduk menjilat kepadaMu. Seluruh bumi sujud menyembah kepadaMu dan bermazmur bagiMu, memazmurkan namaMu" (Mzm. 66:3,4).
Memang pada mulanya iblis jaya, mampu menyesatkan bangsa-bangsa pada ke empat penjuru bumi, tetapi akhirnya mereka akan dilemparkan di lautan api (lihat Wahyu 20:7-10)
Sangat disayangkan kalau saat ini banyak diberitakan adanya orang yang mau disesatkan sehingga meninggalkan imannya karena berbagai alasan duniawi.
Berbahagialah bagi umat Kristiani yang tetap teguh di dalam iman kepada Tuhan Yesus. Dengan ikut Tuhan Yesus *akan ada damai, selamat sentosa, berbahagia penuh, bersama Tuhan Yesus akan menang atas kegelapan (Kidung Jemaat 376:1,2)
Selamat mempersiapkan diri untuk mengikuti ibadah Minggu Paskah VI besok pagi Minggu, 17-05-2020
TUHAN memberkati.
Haleluya. Amin ππ
π²Bacaan Leksionari hari SABTU 02.05.2020 dari :
π Yehezkiel 34:1-16 Mazmur 23 dan Yohanes 6:60-69 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪π·π· Tugas para gembala adalah melindungi kawan dombanya agar tidak dicuri atau dibunuh oleh binatang liar, atau menjaganya agar tidak tersesat. Namun para pemimpin Israel tidak bertindak sebagai gembala yang baik. Kejahatan dan kelalaian mereka (para raja, para imam dan pejabat kerajaan) menyebabkan kawanan domba (bangsa Israel) terbunuh atau terpencar-pencar di negeri asing. Karena itulah TUHAN minta supaya "anak manusia" (Yehezkiel) bernubuat : "Celakalah gembala-gembala Israel yang menggembalakan dirinya sendiri!... ." (Yeh. 34:1-6)
Selanjutnya Yehezkiel juga memberitakan kabar sukacita bahwa : TUHAN akan menyelamatkan bangsa Israel. TUHAN sebagai gembala yang baik akan menyelamatkan kawanan domba yang hilang atau tersesat (Yeh. 34:11-16). Gambaran TUHAN sebagai gembala dapat kita temukan dalam Alkitab (Kej. 49:24, Mazmur 23)
Apa yang tertulis dalam Mazmur 23:1-6a jelas sangat disukai setiap domba (umat percaya) tetapi untuk kalimat : "dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa" (ay. 6b) sering hanya dipahami sepihak, betapa enaknya tinggal di rumah TUHAN sepanjang masa. Lupa bahwa diam di rumah TUHAN sebenarnya harus memiliki tanggung jawab untuk tetap berada dalam standar hidup yang benar, seperti yang Allah kehendaki yaitu seperti kehidupan yang diperagakan Tuhan Yesus : Kehidupan dalam ketaatan yang tidak bersyarat kepada Allah Bapa, penghormatan yang sempurna kepada Bapa dan kasih cintaNya yang sangat mendalam kepada Allah Bapa tanpa batas. Hal ini akan dapat dilakukan jika selalu membuka diri untuk mau tinggal di dalam Yesus dan Tuhan Yesus tinggal di dalamnya (band. Yoh. 6:53-58). Namun demikian firman dalam Yohanes 6:53-58 itu dianggap terlalu keras, karena seolah-olah umat akan kehilangan kehendak bebasnya. Untuk itulah maka bagi murid yang terbelenggu dengan pola pikir duniawi banyak yang mengundurkan diri dari Dia (Yoh. 6:66).
Sungguh disayangkan bagi yang gagal memahami perkataan Tuhan Yesus tentang roh dan hidup. Maka untuk memantapkan pemahaman kedua belas muridNya, Tuhan Yesus bertanya, "Apakah kamu tidak mau pergi juga? " (ay. 67). Simon Petrus pun menjawab, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal, dan kami tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah" (ay. 68-69)
Suatu pemahaman yang benar sekaligus penyerahan diri secara total kepada Tuhan Yesus karena tahu bahwa Yesus adalah Yang Kudus dari Allah. Dia-lah jalan, kebenaran dan hidup. Hanya melalui Tuhan Yesus orang dapat mengenal kebenaran tentang Allah dan menemukan hidup sejati dan abadi (kekal) bersama Allah.
Haleluya. Amin ππ
πBacaan Leksionari Jumat 01.05.2020 dari
π Keluaran 3:16-22, 4:18-20 Mazmur 23 dan Yohanes 6:52-59 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪π·π· Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka (Yoh. 6:52), karena mendiskusikan : Bagaimana Yesus dapat memberikan dagingNya untuk dimakan bagi mereka semua. Diskusi masalah rohani dengan didasari pola pikir secara duniawi sudah pasti nggak akan ketemu, bahkan membuat mereka semakin bingung. Mereka lupa bahwa pokok diskusi sebenarnya bukanlah soal duniawi tetapi Roti hidup yang turun dari surga. Tuhan Yesus mengatakan, "... roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang Kuberikan untuk hidup dunia" (Yoh 6:51)
Melihat pola pikir orang-orang Yahudi semacam itu maka Tuhan Yesus menyatakan diriNya sebagai Anak Manusia (ay 53), hal ini agar mereka ingat bahwa Tuhan Yesus adalah yang dipilih oleh Allah untuk diutus seperti halnya nabi Yehezkiel yang juga disebut "anak manusia" berulang-ulang dalam Yehezkiel bab 2 (dua) atau juga di Bab yang lain. Anak Manusia juga dapat dimengerti seperti halnya penglihatan Daniel. Anak Manusia yang dimaksud adalah seorang Juru Selamat yaitu orang yang dipilih Allah untuk memerintah dunia dan seluruh penghuninya (dapat dipelajari dalam Daniel 7:13-14). Tetapi kadang-kadang Tuhan Yesus menggunakan kata Anak Manusia untuk menunjukkan sisi-sisi kemanusiaanNya (Mat. 8:20)
Pernyataan diri Tuhan Yesus sebagai Anak Manusia, dengan tujuan berharap agar orang-orang Yahudi tidak selalu berfikir berdasarkan pola pikir duniawi saja, tetapi hendaklah mau mengerti apa yang dikehendaki TUHAN tentang kehidupan yang kekal. Tetapi rupa-rupanya banyak orang Yahudi yang akhirnya tetap lebih menyukai berfikir dengan pola pikir duniawi yang sebenarnya sering tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki TUHAN.
Hal semacam itu sebenarnya sudah sejak dahulu kala telah terpatri dalam hati manusia dan yang sering dilakukan. Apalagi kalau dari hasil pemikirannya sangat menguntungkan dalam hidupnya. Seperti halnya pola pikir duniawi orang-orang Mesir. Mereka telah merasa nyaman menjadi tuan dari bangsa Ibrani yang dianggapnya budak. Raja Mesir bahkan tidak akan membiarkan Musa membawa pergi bangsa Israel meskipun dengan alasan akan mempersembahkan korban kepada Allah (Kel. 3:16-19). Tetapi Allah yang telah mengikat perjanjian dengan Abraham, Ishak dan Yakub, akan menolong bangsa Israel agar dapat keluar dari Mesir (Kel. 3:20-22).
Dalam hal ini TUHAN memilih Musa untuk dipakai sebagai alat TUHAN menolong bangsa Israel. Maka dengan seizin mertuanya Musa kembali ke Mesir untuk melaksanakan perintah TUHAN. (Kel. 4:18-20). Musa pun sebenarnya mengetahui resiko apa yang akan dihadapinya, meskipun orang yang akan mencabut nyawanya telah mati. Tetapi masih juga terdapat orang-orang yang tidak mau tahu tentang itikad baik Musa.
Meskipun demikian Musa tetap meletakkan pola pikirnya pada kehendak TUHAN, bukan hitung-hitungan duniawi. Dengan demikian dalam hati Musa muncul kekuatan iman : Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab TUHAN besertaku, gadaMu dan tongkatMu itulah yang menghibur aku. (band. Mzm. 23:4)
Kiranya disaat kita diuji untuk hidup dalam dunia yang kelam karena Covid-19 ini kita tetap memiliki kekuatan iman seperti yang tertulis dalam Mazmur 23:4
Terpujilah nama TUHAN kini sampai selamanya.
Amin ππ
π²Bacaan Leksionari
SABTU 25-04-2020
π Yesaya 25:6-9 Mazmur 116:1-4,12-19 dan Yohanes 14:6-14 π
π·π· Di gunung Sion TUHAN akan menggelar pesta perjamuan bagi bangsa-bangsa (Yes 25:6). Sion mewakili umat Allah dan tempat Allah tinggal di antara umat-Nya. Tempat itu adalah sumber berkat-berkatNya (perhatikan Mzm 22:25-29, Yeh 47:1,2,12, Why 22:1,2). Beberapa teks Perjanjian Baru juga menggambarkan kehidupan dalam Kerajaan Allah sebagai pesta perjamuan (Mat 22:1-4, Luk 14:15-24, 22:14-17)
Di atas gunung, TUHAN akan mengoyakkan kain perkabungan dan meniadakan maut untuk seterusnya. (Yes 25:7-8). Hal ini merupakan suatu gambaran, Allah menyingkapkan kain penutup yang menyatakan bahwa Allah menghidupkan kembali dari kematian. Saat itulah orang akan berkata : Sesungguhnya inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya kita diselamatkan (Yes 25:9)
Kesempurnaan Janji TUHAN itu telah digenapi oleh pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib. Sebelum Tuhan Yesus menggenapi janji Allah Bapa, Tuhan Yesus sudah menyatakan diriNya : "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yoh 14:6). Tuhan Yesus disini mengklaim bahwa Dia Sang jalan. Melalui Dia orang dapat mengenal kebenaran tentang Allah dan menemukan hidup sejati dan abadi bersama Allah. Tidak semua orang dapat dengan mudah memahami yang disampaikan Tuhan Yesus ini, apalagi bagi yang tidak didasari percaya kepada Tuhan Yesus yang datang dari Surga (band Yoh 3:13).
Filipus sahabatNya sendiri yang lebih dulu bertemu Tuhan Yesus dibanding Natanael (Yoh 1:45), yang telah sekian lama bersama-sama Tuhan Yesus, "namun tidak mengenal Dia", sehingga minta ditunjukkan siapa Bapa itu (Yoh 14:8). Teguran Tuhan Yesus kepada Filipus, sebenarnya sekaligus menjelaskan siapa diriNya (Yoh 14:9-11). Dikatakan oleh Tuhan Yesus bahwa orang percaya akan mendapatkan tugas : "Sesungguhnya barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan itu lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa (Yoh 14:12). Pekerjaan-pekerjaan orang percaya yang tadinya dilakukan bersama Tuhan Yesus, akan terasa lebih besar atau berat, sebab Tuhan Yesus telah pergi kepada Bapa di surga. Tetapi karena kasih karuniaNya, Tuhan Yesus tidak meninggalkannya begitu saja, karena apa yang diminta dalam nama Tuhan Yesus, Dia akan melakukannya supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak (Yoh 14:13-14).
Muliakanlah nama TUHAN karena segala kebajikanNya, dengan kita mengangkat piala keselamatan (mau menyampaikan berita damai dan pengampunan dari Allah itu kepada orang lain, supaya orang lain pun ikut terselamatkan), dan mempersembahkan korban syukur bagi TUHAN (Mzm 116:12-19)
Kiranya TUHAN memberkati dan memampukan kita.
Haleluya. Amin ππ
πBacaan LeksionariJumat, 24.04.2020
π Yesaya 26:1-4 Mazmur 116:1-4,12-19 dan Yohanes 6:1-15 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
π·π· Bangsa Yehuda merasakan sukacita atas keselamatan dari TUHAN, setelah mereka kembali kepada TUHAN dan mematuhi hukum-hukumNya. Mereka merasa memiliki kota yang kuat karena TUHAN telah memasang tembok dan benteng (Yes 26:1). Ketika pintu gerbang terbuka masuklah bangsa yang benar dan tetap setia, dan TUHAN menjaganya dengan damai sejahtera (Yes 26:2-3).
Damai sejahtera disini maksudnya : merasakan ketenangan batin yang lahir dari keyakinan akan janji Allah. Allah menjanjikan damai kepada umat dalam arti keutuhan atau kesejahteraan. Kristus diutus ke dunia untuk mendamaikan Allah dan manusia. Damai ini berasal dari pengampunan. Yesus memungkinkan damai dengan Allah terjadi (lih. Roma 5:1) dan memungkinkan orang-orang hidup bersama dengan damai (lih. Galatia 3:26-28, Efesus 2:14-15)
"Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya" (Roma 3:25a). Kristus datang ke dunia bukan untuk dijadikan Raja supaya membebaskan Yehuda dari jajahan Romawi, tetapi Kristus datang untuk menjadi jalan pendamaian anteumat dengan Allah yang telah terputus relasinya akibat dosa. Untuk itulah ketika orang banyak hendak membawa paksa Kristus menjadi raja, Dia menyingkir ke gunung seorang diri (Yoh 6:15).
Tuhan Yesus ingin agar umat mendapatkan pendamaian karena iman dalam darahNya (penebusan Tuhan Yesus), bukan karena mujizat yang dilihat. Orang yang percaya karena mujizat, tidak akan pernah kuat imannya. Ingat!! Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul pula mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat (Matius 24:24), mereka dapat menyesatkan orang-orang pilihan.
Hendaknya umat dalam takut, hormat,percaya dan mengasihi TUHAN, janganlah karena melihat mujizat, tetapi karena TUHAN mendengar suara dan permohonan kita, meluputkan kita dari kesesakan, kedukaan dan tali-tali maut yang melilit (lih Mzm. 116:1-4), yang telah dinyatakan dalam pengorbanan Tuhan Yesus dan pemeliharaan TUHAN kepada kita sepanjang hari.
Yang menjadi pertanyaan adalah : Bagaimana membalas kepada TUHAN atas segala kebahikanNya? Seperti yang dicontohkan Pemasmur : Mengangkat piala keselamatan dan akan menyerukan nama TUHAN (Mzm. 116:12-13). Mengangkat piala keselamatan bagi kita artinya : Sebagai umat tebusan hendaknya mau menyampaikan berita damai dan pengampunan dari Allah itu kepada orang lain, supaya orang lain pun ikut terselamatkan (lih. 2 Korintus 5:18-20). Ayat ini bukan hanya untuk jemaat Korintus saja, tetapi untuk jemaat di semua tempat, termasuk juga untuk kita semua.
Haleluyah
Amin ππ
Kamis 23-04-2020
π Yesaya 25:1-5 Mazmur 116:1-4,12-19 , Yohanes 3:31-36 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
ππ "Siapa yang datang dari atas adalah diatas semuanya,... " (Yoh. 3:31). Yang dimaksud datang dari atas adalah datang dari surga. Dia, adalah Tuhan Yesus Sang Juru Selamat. "Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihatNya dan yang didengarNya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksianNya itu" (ay 32). Kalimat ini dikatakan oleh Yohanes ketika TERANG telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang (lih. Yoh 3:19).
Yohanes dalam menggunakan kata-kata berlawanan "terang" dan "gelap" untuk menggambarkan pertarungan antara mereka yang menerima Yesus dan yang menolak untuk percaya kepadaNya (lih. Yoh 1:19-21dan 8:12-20). Jelas dikatakan dalam Yohanes 3:36 demikian, "Barang siapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barang siapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya"
Meskipun Allah itu Mahakasih dan Mahapengampun, tetapi terhadap umat yang melawanNya akan dihancurkan. Dalam nubuat nabi Yesaya tentang akhir zaman, Yesaya menubuatkan bagaimana bumi dihancurkan (Yesaya ps. 24). Sebagai orang beriman, Yesaya bersyukur karena musuh sudah musnah (Yes. 25:1-5). "Kegaduhan orang-orang luar Kaudiamkan, seperti panas terik ditiadakan oleh naungan awan, demikianlah nyanyian orang-orang yang gagah sombong ditiadakan" (Yes. 25:5).
Menjelang akhir zaman orang-orang luar (orang yang tidak percaya) gaduh, mereka merasa paling hebat dan mengumbar nyanyian (baca : kata-kata yang mengagungkan kelompoknya sendiri dan sering dibumbui olok-olok terhadap kelompok lainnya) dengan pongahnya. Semua itu nantinya, TUHAN akan mendiamkan (membungkam bukan membiarkan) dan meniadakan. Dalam hal inilah Yesaya bersyukur : Ya, TUHAN, Engkaulah Allahku, aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan syukur bagi namaMu, sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancanganMu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu (Yes 25:1)
Sudah barang tentu kita sebagai orang percaya haruslah tetap teguh mempertahankan iman kita supaya semakin kuat, agar kita tidak menyerupai orang yang menolak Tuhan Yesus yang artinya menolak keselamatan. Seperti halnya Yesaya bersyukur dan Pemasmur yang mengasihi TUHAN karena terluput dari belenggu maut (Mazmur 116), maka hidup orang percaya yang benar haruslah selalu mengucap syukur atas pemeliharaan TUHAN dan mengasihiNya dengan segenap hati, jiwa dan akal budi kita.
Haleluya.
Amin ππ
Bacaan Leksionari
Rabu 22-04-2020
π Yunus 2:1-10 Mazmur 114:1-8 dan Yohanes 3:16-21 π
⛪ Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π
π»π» Ayat-ayat dalam Yunus 2:1-10 ini berisi doa syukur Yunus. Dalam ayat 2 sampai 6 Yunus memakai gambaran itu untuk menunjukkan bagaimana rasanya terpisah dari Allah. Yunus yang menggambarkan dirinya ditengah-tengah dunia orang mati merasa jauh dari Bait Allah yang diyakini dimana Allah berada (Yunus 2:2,4). Namun sebenarnya, tidak ada jarak yang terlalu jauh bagi Allah untuk mendengar doa Yunus. Dalam doanya Yunus berbicara seolah-olah ia sudah selamat (lih Yunus 2:9-10). Inilah sebenarnya yang merupakan bukti bahwa Yunus memiliki iman yang kuat bahwa Allah tidak akan mengirim orang beriman ke dunia orang mati, tetapi akan menyelamatkan mereka dari kematian (Mazmur 16:10). Itulah salah satu wujud kasih Allah kepada umatNya. Lebih nyata lagi yang dapat dirasakan oleh semua umat adalah : Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16)
Hanya orang benar (hidup dalam terang) akan mengalami hidup kekal, sedangkan orang jahat (hidup dalam kegelapan) akan menjalani kehinaan selamanya (Daniel 12:1-3). Terang telah datang ke dalam dunia (Yoh 3:19) tinggal manusianya mana yang akan dipilih, memilih terang atau lebih menyukai kegelapan.
Di dalam Alkitab terang digunakan untuk menggambarkan Allah atau FirmanNya (1 Yoh. 1:5, Mzm 119:105). Kegelapan menunjuk pada tempat-tempat kesakitan dan penderitaan (Mzm 107:10) atau kebingungan (Pkh 2:14). "Barang siapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah" (Yoh. 3:21). Sebaliknya yang tetap menyukai kegelapan dalam arti tidak melakukan apa yang Allah harapkan dapat dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap (Mat 22:13) untuk itulah maka : Gemetarlah hai bumi di hadapan TUHAN, di hadapan Allah Yakub (Mzm 114:7). Gemetar takut bukan karena takut hukuman tetapi gemetar takut karena hormat kepada Allah yang telah mengubah gunung batu menjadi kolam air dan batu yang keras menjadi mata air (Mzm 114:8). Allah-lah yang menyediakan semua yang kita perlukan di sepanjang perjalanan hidup kita.
Meskipun demikian kita tidak boleh lengah karena merasa aman dalam pelukanNya. Zakharia 1:15 mengatakan, "tetapi sangat besar murkaKu terhadap bangsa-bangsa yang merasa dirinya aman, yang sementara Aku murka sedikit, telah membantu menimbulkan kejahatan. (saat ini misalnya : tidak menaati perintah yang seharusnya ditaati)
Kiranya TUHAN memberkati kita semua senantiasa, dan memampukan kita untuk tetap taat pada perintah yang seharusnya kita taati, terlebih perintah TUHAN. Dengan demikian kita melakukan yang benar, datang kepada "Terang" sehingga perbuatan yang kita lakukan kelihatan nyata di dalam TUHAN.
Haleluya.
Amin ππ
πBacaan Leksionari Selasa 21-04-2020
dari : π Yunus 1:1-17 Mazmur 114:1-8 dan Yohanes 3:7-15 π
⛪ Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π
πΌπΌ Bagi Yunus Niniwe dianggap tempat yang tersulit dan penuh bahaya karena merupakan kota yang jahat. Untuk itulah maka ketika TUHAN menyuruh Yunus pergi ke Niniwe, ia mengingkari panggilan TUHAN. Yunus ingin melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN, lewat pelabuhan Yafo untuk memperoleh kapal tumpangan (lih Yunus 1:3).
Sebenarnya sampai berada dimanapun juga tidak ada seorang manusia pun yang luput dari pandangan TUHAN. Demikian juga halnya Yunus. Dengan caraNya yang ajaib, TUHAN memakai pelarian Yunus untuk menyadarkan semua orang yang ada dalam kapal, bahwa Tuhan Allah lebih kuasa dari pada allah yang mereka sembah (band. Yunus 1:4,5 dengan ayat 14-16)
Mereka semua takut kepada TUHAN-nya Yunus, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi TUHAN serta mengikrarkan nazarnya. Menurut kebiasaan saat itu korban sembelihan identik dengan korban bakaran. Dimana alasan mempersembahkan korban bakaran adalah untuk menyembah dan menyatakan kesetiaan kepada Allah, memohon pemgampunan dari Allah (AES hal 184). Itu artinya ada pertobatan dalam kapal yang ditumpangi Yunus. Hanya belum sepenuhnya, karena dasar yang digunakan adalah mereka takut menerima hukuman dari TUHAN, bukan takut karena hormat. Ciri orang yang dilahirkan oleh daging adalah takut menerima hukuman, berbuat baik untuk menerima imbalan (pahala). Sedangkan orang yang dilahirkan kembali oleh Roh, takut karena hormat, berbuat baik karena merupakan ungkapan syukur bahwa TUHAN telah lebih dulu menyatakan kebaikanNya. Itulah sebabnya bagi orang yang hanya tahu bahwa TUHAN Mahakuasa, perlu dilahirkan kembali sehingga tahu bahwa sebenarnya TUHAN Yang bertahta di Sorga adalah juga Mahapengampun dan Mahakasih. Hanya orang yang dilahirkan kembali yang dapat melihat kerajaan Allah (Yoh 3:3). Ingat! Baru dapat melihat. Untuk ikut memilikinya harus mau miskin di hadapan Allah (lih. Mat 5:3).
Miskin di hadapan Allah artinya tidak memiliki apa-apa di hadapan Allah. Tuhan Yesus telah menebus manusia dari dosa. Jadi harus sadar kalau diri kita adalah milik Kristus yang menebus dosa kita. Itu artinya untuk memperoleh Kerajaan Allah (Surga) harus melalui penebusan Tuhan Yesus karena, "Tidak ada seorang pun yang telah naik ke Sorga, selain Dia yang telah turun dari Surga, yaitu Anak Manusia" (Yoh 3:13). Dikatakan di dalam Yoh 3:14-15 demikian, "Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup kekal
Anak Manusia telah ditinggikan di kayu salib untuk menebus manusia dari dosa. Umat tebusan harus memuliakanNya, dengan mau menjadi alat dipakai dalam karya Tuhan. Tidak harus didahului dengan cara melarikan diri seperti Yunus, atau seperti laut yang melarikan diri dan sungai Yordan yang berbalik ke hulu (Mz 114:3) untuk dipakai TUHAN waktu menyeberangkan bangsa Israel (Kel 14:21-22,Yosea 3:14-17)
TUHAN dapat memakai umatNya dengan cara apapun menurut kehendakNya.
Pertanyaannya adalah : Siapkah kita dipakai TUHAN untuk pekerjaanNya? TUHAN memberkati.
Haleluya.
Amin ππ
π²Bacaan Leksionari Senin 13-04-2020 dari :
π Keluaran 14:10-31, 15:20-21 Mazmur 118:1,2.14-24 dan Matius 28:8-15 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
πΈπΈ Kebangkitan Tuhan Yesus pada waktu itu ternyata menimbulkan rasa gentar dan takut bagi para penjaga dan juga Maria Magdalena dan Maria yang lain. Yang membedakan adalah : Para penjaga gentar ketakutan dan menjadi seperti orang mati (Mat 28:4). Sedangkan Maria Magdalena dan Maria yang lain, takut dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus (Mat 28:8). Berita yang disampaikan kepada para murid sudah barang tentu diterima dengan sukacita pula. Apalagi Maria bersaksi bahwa dengan mata kepala sendiri telah berjumpa dengan Tuhan Yesus (Mat 28:9-10). Sebaliknya para imam kepala yang menerima berita yang sama dari para penjaga : merasa kecewa, takut dan marah, sehingga membuahkan niat persengkokolan, kedengkian, penipuan, penyuapan, dan penyesatan dengan mengingkari kebenaran yang nyata tentang Kebangkitan Tuhan Yesus. Dan ternyata pengingkaran kebenaran yang nyata tentang Kebangkitan Tuhan Yesus itu masih ada sampai sekarang ini (Mat 28:11-15)
Sering kali karena terhimpit rasa takut, terdesak situasi yang menekan diri, kekhawatiran yang lain atau memenuhi keinginan yang menggoda, orang lebih memilih mengingkari kebenaran yang nyata untuk menerima imbalan dari pada berkata jujur yang dianggap akan mencelakakan diri. Itulah yang dilakukan para penjaga, berdusta demi uang
Bangsa Israel ketika keluar dari Mesir pun merasa takut saat dikejar tentara Firaun, mereka mengingkari kebenaran nyata yang telah dilakukan TUHAN. Mereka mengumpat Musa dikiranya mereka akan terkubur di padang gurun (Keluaran 14:10-12). Sampai-sampai Musa mengatakan, "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikanNya hari ini kepadamu..... TUHAN berperang untuk kamu dan kamu akan diam saja (Kel. 14:13-14). Pertolongan TUHAN itu nyata. Orang Israel selamat dan tentara Mesir dicampakkan Tuhan ke tengah-tengah laut (Kel 14:19-28, lih Kel 15:20-21). Sebegitu besar perbuatan yang dilakukan TUHAN, menjadikan bangsa Israel takit kepada TUHAN dan percaya kepada TUHAN dan Musa hambaNya (ay 31)
Dalam menanggapi kebaikan TUHAN kepada umat, Pemasmur mengajak, "Bersyukurlah kepada TUHAN sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya" (Mazmur 118:1-2)
Sudah selayaknya sebagai umat yang telah ditolong, diselamatkan TUHAN sehingga tidak mati tetapi hidup seharusnya mau menjadi saksi yang benar. Membawa berita sukacita bahwa TUHAN tidak menyerahkan kita kepada maut. Pintu gerbang kebenaran terbuka bagi orang-orang benar yang akan masuk ke dalamnya (Mz 118:14-20, bandingkan dengan tabir Bait Suci yang terbelah dua - Mat 27:51, Luk 23:45b)
Kuatkan iman kita dengan percaya kepada Tuhan Yesus Juru Selamat Sang Perantara kita yang juga merupakan "Jalan, Kebenaran dan Hidup" (Yoh 14:6) untuk dapat menjadi anggota keluarga Allah.
π²Bacaan Leksionari hari SABTU 11-04-2020 dari :
π Ayub 14:1-14 Mazmur 31:1-4,15-16, 1Petrus 4:1-8 dan Matius 27:57-66 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
π·π· Judul Bacaan pertama kita adalah :
π Keluaran 14:10-31, 15:20-21 Mazmur 118:1,2.14-24 dan Matius 28:8-15 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
πΈπΈ Kebangkitan Tuhan Yesus pada waktu itu ternyata menimbulkan rasa gentar dan takut bagi para penjaga dan juga Maria Magdalena dan Maria yang lain. Yang membedakan adalah : Para penjaga gentar ketakutan dan menjadi seperti orang mati (Mat 28:4). Sedangkan Maria Magdalena dan Maria yang lain, takut dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus (Mat 28:8). Berita yang disampaikan kepada para murid sudah barang tentu diterima dengan sukacita pula. Apalagi Maria bersaksi bahwa dengan mata kepala sendiri telah berjumpa dengan Tuhan Yesus (Mat 28:9-10). Sebaliknya para imam kepala yang menerima berita yang sama dari para penjaga : merasa kecewa, takut dan marah, sehingga membuahkan niat persengkokolan, kedengkian, penipuan, penyuapan, dan penyesatan dengan mengingkari kebenaran yang nyata tentang Kebangkitan Tuhan Yesus. Dan ternyata pengingkaran kebenaran yang nyata tentang Kebangkitan Tuhan Yesus itu masih ada sampai sekarang ini (Mat 28:11-15)
Sering kali karena terhimpit rasa takut, terdesak situasi yang menekan diri, kekhawatiran yang lain atau memenuhi keinginan yang menggoda, orang lebih memilih mengingkari kebenaran yang nyata untuk menerima imbalan dari pada berkata jujur yang dianggap akan mencelakakan diri. Itulah yang dilakukan para penjaga, berdusta demi uang
Bangsa Israel ketika keluar dari Mesir pun merasa takut saat dikejar tentara Firaun, mereka mengingkari kebenaran nyata yang telah dilakukan TUHAN. Mereka mengumpat Musa dikiranya mereka akan terkubur di padang gurun (Keluaran 14:10-12). Sampai-sampai Musa mengatakan, "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikanNya hari ini kepadamu..... TUHAN berperang untuk kamu dan kamu akan diam saja (Kel. 14:13-14). Pertolongan TUHAN itu nyata. Orang Israel selamat dan tentara Mesir dicampakkan Tuhan ke tengah-tengah laut (Kel 14:19-28, lih Kel 15:20-21). Sebegitu besar perbuatan yang dilakukan TUHAN, menjadikan bangsa Israel takit kepada TUHAN dan percaya kepada TUHAN dan Musa hambaNya (ay 31)
Dalam menanggapi kebaikan TUHAN kepada umat, Pemasmur mengajak, "Bersyukurlah kepada TUHAN sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya" (Mazmur 118:1-2)
Sudah selayaknya sebagai umat yang telah ditolong, diselamatkan TUHAN sehingga tidak mati tetapi hidup seharusnya mau menjadi saksi yang benar. Membawa berita sukacita bahwa TUHAN tidak menyerahkan kita kepada maut. Pintu gerbang kebenaran terbuka bagi orang-orang benar yang akan masuk ke dalamnya (Mz 118:14-20, bandingkan dengan tabir Bait Suci yang terbelah dua - Mat 27:51, Luk 23:45b)
Kuatkan iman kita dengan percaya kepada Tuhan Yesus Juru Selamat Sang Perantara kita yang juga merupakan "Jalan, Kebenaran dan Hidup" (Yoh 14:6) untuk dapat menjadi anggota keluarga Allah.
Haleluya
Amin ππ
π²Bacaan Leksionari hari SABTU 11-04-2020 dari :
π Ayub 14:1-14 Mazmur 31:1-4,15-16, 1Petrus 4:1-8 dan Matius 27:57-66 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
π·π· Judul Bacaan pertama kita adalah :
Setelah mati tidak ada harapan lagi.
Dalam pandangan Israel kuno, kematian hanyalah akhir kehidupan semata. Sesudah kematian tidak ada apa-apa lagi (lih. Ayub 14:10-12). Namun tidaklah demikian yang benar. Meskipun sudah mati, sebenarnya masih harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia (1 Ptr. 4:5,lihat juga Wahyu 20:12-15). Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani, tetapi oleh Roh dapat hidup menurut kehendak Allah (1Ptr 4:6)
Bagi jemaat Tuhan dalam hal ini diingatkan di saat kesudahan segala sesuatu sudah dekat, hendaklah tenang supaya dapat berdoa dan saling mengasihi dengan sungguh-sungguh seorang akan yang lain (1Ptr 4:7,8). Kematian Tuhan Yesus menunjukkan bahwa saat kesudahan segala sesuatu sudah dekat (sudah tentu menurut waktu Tuhan) . Yang menjadi pertanyaan, bagaimana sikap kita dalam meresponnya? Adakah kita penuh kepedulian dan ada perubahan diri menjadi lebih nyata dalam mengasihi Tuhan Yesus seperti yang dilakukan Yusuf Arimatea dan juga para perempuan yang duduk di depan kubur? (Mat 27:57-61), atau kita malah seperti imam-imam kepala dan orang-orang Farisi yang hidupnya selalu dikuasai roh kegelapan sehingga melakukan hal yang seharusnya tidak perlu dilakukan tetapi tetap dilakukan demi memenuhi ambisi dan kepentingan duniawi? (Mat 27:62-66).
Menghadapi situasi bagaimana pun juga, seharusnya mengambil sikap menenangkan diri sehingga pikiran dapat jernih. Namun yang sering terjadi ketika seseorang terhimpit suatu permasalahan yang dirasa berat malah lupa untuk sejenak berdiam diri dan berdoa dalam hening. Maria Magdalena dan Maria yang lain telah melakukan yang benar ketika Tuhan Yesus dikuburkan : tinggal disitu duduk di depan kubur itu (Mat 27:61) sudah barang tentu bukan untuk ngrumpi tetapi untuk berdoa.
Dalam menghayati penderitaan dan kematian Tuhan Yesus kita perlu berdoa melalui pikiran dan perasaan, artinya mau mengosongkan hati dan pikiran untuk memberi peluang Tuhan masuk dalam hati dan pikiran kita. Melalui ibadah Sabtu Sunyi secara pribadi atau bersama keluarga di rumah kita masing-masing kita akan menghayati dan merenungkan kembali seberapa layak diri kita di hadapan Tuhan Yesus yang telah mati bagi kita.
Biarlah cinta kasih dari Allah menaungi dan melayakkan kita dalam kehidupan kita hari lepas hari.
Jadikan TUHAN sebagai bukit batu pertahanan karena oleh namaNya Dia akan menuntun dan membimbing kita, sebab kita percaya bahwa TUHAN adalah Allah kita. (band. Mz 31:4,15)
Selamat berdoa dalam keheningan Sabtu Sunyi.
TUHAN memberkati. Haleluya.
Amin ππ
Bacaan Leksionari Kamis 09-04-2020 dari π Keluaran 12:1-4,11-14 Mazmur 116:1-2,12-19 1Korintus 11:23-26 Yohanes 13:1-17,31b-35 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
ππ Dalam masyarakat Yahudi kuno seorang pelayan wajib membasuh kaki tuannya. Yesus melakukan pekerjaan seorang pelayan dan mencuci kaki murid-muridNya (Yoh 13:1-17).
Pembasuhan kaki ini melambangkan tindakan agung yang akan dilakukan Yesus sebagai seorang pelayan, yakni mati di kayu salib untuk menebus manusia dari belenggu dosa. Semua itu adalah wujud kasih TUHAN kepada umat. Maka sudah selayaknya kalau umat seharusnya saling mengasihi (lihat. Yoh 13:34-35). Hidup saling mengasihi merupakan ungkapan syukur umat yang telah mendapatkan kasih TUHAN berupa keselamatan melalui pengorbanan Tuhan Yesus.
Rasul Paulus mencatat : Di malam terakhir sebelum Tuhan Yesus diserahkan, melakukan Perjamuan (1Kor 11:23-26). Dengan saling berbagi dalam Perjamuan Tuhan, para pengikut Yesus mengingat bahwa mereka dipersatukan oleh kematianNya sampai Ia datang kembali. Dalam 1Kor 4:5 dikatakan, "Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang" Itu artinya Tuhan Yesus akan datang kembali yang kedua kalinya.
Perjamuan Paskah dalam Perjanjian Lama dilaksanakan untuk mengenang tindakan Allah yang telah menyelamatkan umat dari tulah terakhir dan menolong mereka keluar dari perbudakan di Mesir (Kel 12:1-14). Terselamatkan dari tulah dan mendapatkan kebebasan dapat keluar dari perbudakan merupakan hal yang mendatangkan suka cita.
Pemasmur sangat bersyukur ketika terluput dari belenggu maut. Pemasmur yang mengasihi TUHAN percaya bahwa TUHAN mendengarkan seru doanya (Mz 116:1-2). Lalu bagaimana Pemasmur membalas kebajikan TUHAN? : Mengangkat piala keselamatan, menyerukan nama TUHAN, membayar nazar dan mempersembahkan korban syukur di pelataran rumah TUHAN (Mz 116:12-19)
Hari ini kita memasuki hari Kamis Putih yang merupakan awal perayaan Tri Hari Suci. Biasanya setiap tahun kita memperingatinya di Gereja dalam ibadah bersama seluruh jemaat.
Namun dengan merebaknya wabah corona saat ini kita beribadah di rumah kita masing-masing. Meskipun demikian kita harus tetap merayakannya dengan mengambil sikap untuk selalu mau merespon kebaikan dan kebajikan TUHAN yang mengasihi dan menyelamatkan kita, sehingga kita tidak terancam oleh kebinasaan.
Dengan percaya akan kasih dan pertolongan TUHAN dalam pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib, kita diselamatkan, dan memperoleh hidup kekal. (band Yoh 3:16). Adakah kita dapat meniru sikap Pemasmur dalam membalas kebajikan TUHAN?
Kiranya TUHAN memampukannya.
Haleluya.
Amin ππ
π Yesaya 50:4-9a Mazmur 70:1-6 dan Matius 26:14-25 π
⛪ Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π
π»π» Ketaatan Hamba Tuhan pada Yesaya 50:4-9 ini merupakan nyanyian hamba yang ketiga. (Ctt. Ada 4 nyanyian hamba dalam Kitab Yesaya : Yes 42:1-4, Yes 49:1-6, Yes 50:4-9 dan Yes 52:13-53:12). Tidak seperti pada nyanyian kedua dimana Hamba Tuhan akan menjadi terang (Yes 49:6), Hamba Tuhan dalam bacaan saat ini menderita secara fisik dan dipandang hina saat mengemban tugas yang diberikan Tuhan kepadanya (Yes 50:6)
Tidak seperti Israel, Sang Hamba Tuhan mengikuti ajaranNya dan tidak memberontak. Hamba Tuhan dipukuli bagaikan orang jahat. Janggut dicabut, wajah diludahi adalah sikap penghinaan yang keterlaluan (band. Mat. 26:67). Gambaran tentang apa yang diderita Hamba Tuhan ini sebenarnya suatu nubuat tentang apa yang diderita Tuhan Yesus.
Diawali dengan pengkhianatan Yudas Iskariot (Mat 26:14-16), kemudian dalam mengadakan Perjamuan Malam, ketika Yesus menyatakan bahwa seorang di antara para murid akan menyerahkan Dia (Mat 26:21). Seorang demi seorang murid Yesus berkata, "Bukan aku, ya Tuhan? " (ay 22) termasuk Yudas Iskariot, "Bukan aku, ya Rabi? "(ay 25)
Di hadapan Tuhan para murid saling membenarkan dirinya sendiri. Mereka lupa bahwa Tuhan Yesus pernah berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup" (Yoh 14:6a). Umat yang telah berdosa tidak akan menjadi benar tanpa mendapatkan kebenaran dari Tuhan Yesus. Kebenaran yang diberikan Tuhan kepada umat merupakan pertolongan Tuhan supaya umat tidak terus terbelenggu oleh kuasa dosa dan bermacam masalah duniawi. Kita telah ditebus oleh Tuhan Yesus dari belenggu dosa oleh pengorbananNya di kayu salib. Tetapi dalam menghadapi berbagai macam masalah duniawi yang menghimpit kehidupan, hendaklah kita berdoa kepada Tuhan mohon pertolongan seperti Pemasmur berdoa, "Ya Allah, bersegeralah melepaskan aku, menolong aku ya Tuhan....... Tetapi aku ini sengsara dan miskin, ya Allah segeralah datang! Engkau-lah yang menolong aku dan meluputkan aku ya TUHAN janganlah lambat datang (Mazmur 70:2-6)
Kiranya TUHAN memberkati dan melindungi kita semua.
Amin ππ
π²Bacaan Leksionari Senin 06-04-2020 dari :
π Yesaya 42:1-9 Mazmur 36:5-11 dan Yohanes 12:1-11 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
πΈπΈ Mungkin sebagai ungkapan syukur dibangkitkan dari kematian, di rumah Lazarus diadakan perjamuan untuk Tuhan Yesus (Yoh 12:2). Sudah barang tentu para murid juga ikut, termasuk Yudas Iskariot. Ketika Maria meminyaki kaki Tuhan Yesus dengan minyak narwastu murni dan menyeka dengan rambutnya (hal mana itu merupakan sikap kerendahan hati dalam menaruh hormat dan ungkapkan syukur kepada Tuhan Yesus), Yudas Iskariot mencela, "Mengapa minyak narwastu itu tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" (Yoh. 12:3-5)
Bagi yang tidak mengerti akan menilai Yudas Iskariot hebat, begitu peduli kepada orang miskin. Tetapi yang sebenarnya itu hanya menutupi kebusukannya. Karena yang sebenarnya ia adalah seorang pencuri (ay. 6), maka disindir Tuhan Yesus : "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburanKu. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu" (Yoh 12:7,8). Tuhan Yesus sudah tahu kalau Yudas Iskariot akan segera menyerahkan Dia ke tangan pemuka Yahudi dan para imam kepala yang saat itu tidak hanya bermufakat untuk membunuh Tuhan Yesus saja, tetapi juga Lazarus, karena banyaknya orang Yahudi yang percaya kepada Yesus (ay. 8-11)
Peduli kepada orang miskin dan lemah itu memang harus, tetapi harus tulus, tidak dengan kepura-puraan apalagi digunakan sarana untuk mencari keuntungan.
Dengan ketulusan hati Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menolong orang yang lemah. Manusia yang lemah tidak mungkin untuk dapat melepaskan diri sendiri dari belenggu dosa. Pasti butuh penolong. Dan Penolong itu adalah Tuhan Yesus.
Dalam Yesaya 42:3-6 orang lemah digambarkan sebagai buluh yang terkulai dan nyala yang pudar. Hamba yang adil tidak akan mematahkan atau memadamkan orang yang lemah tetapi menolong dan menyembuhkannya. Sebagai Pencipta dunia dan Sumber seluruh kehidupan, Tuhan Allah memberi kuasa kepada Hamba pilihanNya untuk membawa keadilan dan pengharapan kepada bangsa-bangsa.
Terang adalah gambaran untuk kebenaran, keadilan dan kuasa penyelamatan Allah (Yesaya 42:7-9)
Dunia saat ini masih diwarnai orang-orang seperti halnya pemuka Yahudi, para imam kepala dan orang-orang seperti Yudas Iskariot. Merancang kejahatan di tempat tidur, menempatkan diri di jalan hang tidak baik, tidak menolak apa yang jahat, tetapi perilaku sehari-hari layaknya orang yang hidup dalam kesalehan. Hanya orang yang hidupnya dekat dengan TUHAN dan dituntun oleh Roh Kudus yang dapat mencerminkan kehidupan sebagai Anak Allah, yang selalu memuji dan memuliakan akan kasih TUHAN, karena TUHAN telah mengasihi seluruh dunia, pemeliharaanNya diberikan tidak hanya kepada manusia, tetapi untuk seluruh mahkluk hidup. Terlebih yang tulus hatinya. (lih. Mazmur 36:5-11)
Haleluya
Amin ππ
π SEKUL π
(Sekedar Ulasan)
π Ratapan 3:55-66 Mazmur 31 dan Yohanes 11:45-56 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
π·π· Tidak dapat dipungkiri bahwa ditengah situasi yang tidak menyenangkan sering seseorang merasa khawatir. Rasa khawatir dapat berkembang menjadi ketakutan tapi juga dapat menjadi kemarahan. Dalam Yohanes 11:45 jelas terlihat bagaimana rasa kekhawatiran yang melanda imam-imam kepala dan orang Farisi setelah mengetahui Tuhan Yesus banyak membuat mujizat (saat itu Tuhan Yesus baru saja membangkitkan Lazarus yang sudah mati selama 4 hari). Yang dilakukan para imam dan para Farisi adalah memanggil Mahkamah Agama, mengadakan persepakatan untuk membunuh Yesus. Alasannya : Kalau pengikut Yesus semakin banyak, dikhawatirkan orang Romawi akan merampas tempat suci beserta orang Yahudi (Yoh 11:48). Hal ini dimungkinkan terjadi karena pemerintah Romawi akan menilai pemuka Yahudi, imam-imam besar dan para Farisi dianggap sudah tidak mampu memimpin bangsanya karena sudah kehilangan pengaruh, akhirnya mereka akan kehilangan jabatan (waktu itu Yahudi dibawah penjajahan Romawi, tetapi hal keagamaan diatur oleh pemuka Yahudi, imam besar dan para Farisi).
Memang, Tuhan Yesus harus mati (sebelum bangkit dan naik ke surga). Tetapi saat itu hanya imam Kayafas yang tahu (Yoh 11:49-52). Lainnya sepakat untuk membunuh Tuhan Yesus (ay. 53). Kekhawatiran orang Yahudi dan Farisi membuahkan rasa takut kehilangan pengaruh dan jabatan sehingga kehilangan akal dan yang ada dalam pikirannya, "yang dianggap penyebab harus mati".
Hal ini sangat berbeda dengan penyair dalam kitab Ratapan. Ketika dalam kesesakan, memilih datang kepada TUHAN. TUHAN pun memberikan penghiburan dan penguatan : Jangan takut (Rat 3:55-57). Penyair Ratapan merasakan pertolongan TUHAN, merasa juga hidupnya diselamatkan (ay 58) dan TUHAN pun membelanya (ay 60-66).
Sikap yang sama dalam menghadapi kesesakan, juga dilakukan oleh Pemasmur yang merasa aman di tangan TUHAN. Ungkapan yang disampaikan adalah : "Kedalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku, Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia. Aku akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku, telah memperhatikan kesesakan jiwaku, dan tidak menyerahkan aku ke tangan musuh tetapi menegakkan kakiku di tempat yang lapang (Mz 31:6,8,9).
Sikap seperti Penyair Ratapan dan Pemasmur itulah yang seharusnya dilakukan oleh orang yang merasa khawatir dalam kesesakan. Lebih dekat dengan TUHAN untuk mohon pertolongan.
TUHAN memberkati kita dan melindungi kita dari segala musuh (termasuk saat ini Covid-19), sebab : Dia-lah bukit batu pertahanan kita, gunung batu tempat perlindungan
Haleluya.
Amin ππ
πSEKUL π
(Sekedar Ulasan)
dari : π 2 Raja-raja 4:18-37 Mazmur 143 dan Yohanes 8:21-30 π
⛪ Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π
πΌπΌ "... sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu". (lih. Yoh 8:23-24). Kalimat ini disampaikan oleh Tuhan Yesus ketika orang-orang Yahudi belum juga mau mengerti siapa Yesus dan apa yang dilakukanNya untuk umat manusia. Hal ini terlihat ketika Tuhan Yesus mengatakan akan pergi, mereka mengira kalau Tuhan Yesus akan bunuh diri (ay 22). Sungguh keterlaluan, maka tidak heran kalau Tuhan Yesus menunjukkan asalNya tidak seperti mereka yang berasal dari bawah (dunia) tetapi Dia dari atas (surga). Dia adalah yang diutus Allah Bapa yang selalu berbuat apa yang berkenan kepada Allah Bapa. Meskipun demikian orang-orang Yahudi tetap tinggi hati dan tidak mau percaya sampai Tuhan Yesus ditinggikan baru mereka tahu siapa Dia (lih. Mat 27:54). Berbeda sekali dengan perempuan Sunem yang dengan rendah hati dalam menerima abdi Allah yang kudus. Disiapkanlah sebuah kamar khusus untuk abdi Allah yang singgah di rumahnya (2 Ra 4:9-10). Bahkan ketika anak laki-lakinya meninggal dengan mendadak, perempuan itu tidak menyalahkan siapa-siapa. Dengan tabah dibaringkannya anak itu di tempat tidur abdi Allah (saat itu Elisa abdi Allah berada di Karmel).
Tanpa menunggu waktu perempuan Sunem itu segera menemui abdi Allah (2 Ra 4:22-25). Begitu percayanya akan mendapatkan pertolongan, ketika Gehazi menanyakan keselamatannya, dengan mantap mengatakan semua selamat (2 Ra 4:25b-26). Penghormatan dan kerendahan hati perempuan Sunem di hadapan Elisa digambarkan dengan memegang kaki abdi Allah itu (ay 27). Percaya kepada abdi Allah percaya juga kepada Allah. Percaya kepada Allah berarti mengizinkan Allah untuk bekerja dalam hidupnya. Dengan mengatakan keluarganya selamat (ay 26), memotivasi dirinya kepada pertolongan Tuhan Allah Yang Membangkitkan. Melalui Elisa, anak perempuan Sunem itu akhirnya hidup kembali (2 Ra 4:33-36). Sekali lagi perempuan itu kemudian tersungkur di depan kaki Elisa (ay 37). Kalau saat itu orang begitu hormat dan percaya kepada Elisa yang abdi Allah, mengapa orang Yahudi dalam Yohanes 8:21-30 tegar tengkuk tidak hormat dan percaya kepada Tuhan Yesus yang adalah Anak Allah, Sang Firman yang menjadi manusia? Sangat disayangkan, karena jelas jawabannya : mereka akan mati dalam dosanya. Hal itu akan berbeda dengan orang yang dengan kerendahan hati mau percaya akan pertolongan TUHAN, yang pastinya akan memperoleh hidup atas kasih karunia TUHAN. bukankah RENDAH HATI TANDA ANAK TUHAN ?
Hendaklah dengan kerendahan hati dan percaya pada pertolonganNya kita selalu berdoa seperti doa Pemasmur : "Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus seperti tanah tandus. Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya. Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku" (Mazmur 143:6,8).
Kiranya TUHAN memberkati kita semua senantiasa.
Haleluya.
Amin ππ
π SEKUL π
(Sekedar Ulasan )
π Yehezkiel 36:8-15, Mazmur 130 dan Yohanes 7:40-53 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
πΊπΊ "Maka kamu gunung-gunung Israel, akan bertunas kembali..... dan tidak lagi memunahkan bangsamu, demikianlah firman Tuhan ALLAH" (Yehezkiel 36:8-15)
Gunung-gunung (negeri) Israel yang menjadi reruntuhan puing karena perbuatan musuh-musuh Israel, akan menghasilkan buah lagi dan menyediakan tempat tinggal bagi umat Allah ketika mereka kembali dari pembuangan. Penduduk Israel telah berkurang karena perang, kelaparan dan pembuangan, tetapi mereka akan bertambah banyak lagi ketika mendiami kembali gunung-gunung Israel yang subur (Yeh 36:11). Itu semua adalah salah satu bentuk pemulihan terhadap bangsa Israel. TUHAN Yang Mahakasih tidak lagi mengingat-ingat kesalahan-kesalahan. TUHAN melihat bahwa tidak akan ada yang mampu bertahan menghadapi hukuman TUHAN (band. Mazmur 130:3). Bagi umat yang tahu bahwa di dalam TUHAN ada pengampunan, akan menanti-nantikan TUHAN dan mengharapkan firmanNya (Mz 130:4-5). "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran (Yoh 1:14)
Tetapi sayang sekali bahwa kedatanganNya tidak semua orang mau menerimaNya. Bahkan terjadi pertentangan pendapat diantara umat. Ada yang menyebutnya nabi, ada yang menyebutnya Mesias, tetapi ada pula yang mengatakan bukan Mesias dengan alasan datangnya dari Galilea. Bahkan di antara mereka ada yang mau menangkapNya (Yoh 7:40-44)
Para penjaga yang tertegun akan perkataan Tuhan Yesus yang penuh kebenaran, malah ditegor oleh imam-imam kepala dan orang Farisi karena dianggap disesatkan, sehingga tidak mau menangkapNya. Bahkan Nikodemus seorang dari antara mereka yang dahulu datang kepada Yesus (Yoh 3:1) mengajukan pertanyaan tentang hukuman menurut Hukum Taurat, tidak diterima dengan baik oleh teman -temannya, bahkan malah disindir, apakah Nikodemus orang Galilea (Yoh 7:50-52). Memang tidak ada nabi yang datang dari Galilea, tetapi bukankah Tuhan Yesus dilahirkan di Betlehem sesuai nubuat nabi sebelumnya (Mikha 5:2, Yesaya 11:1)
Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Tuhan Yesus (Mat 11:6)
Karena pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib, kita diselamatkan.
Haleluya. Amin ππ
πSEKULπ
(Sekedar Ulasan)
πBacaan Leksionari Jumat
27.03.2020 dari
π Yehezkiel 33:10-16 Mazmur 130 dan Yohanes 7:1-2,10,25-30 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
π·π· Tuhan Yesus tidak mau tetap tinggal di Yudea karena orang-orang Yahudi berusaha membunuhNya (padahal belum tiba waktunya). Saat hari raya Pondok Daun, Yesus berangkat ke pesta itu dengan diam-diam (Yoh 7:12,10). Yesus lebih memilih pergi dengan diam-diam dari pada menarik perhatian. Ia tahu ada bahayanya jika orang percaya kepadaNya hanya karena mukjizat-mukjizatNya. Tuhan Yesus menginginkan orang percaya yang didasari pertobatan dengan menerima Juru Selamat.
Di Bait Allah, Tuhan Yesus memberikan kesaksian tentang diriNya (Yoh. 7:14-24). Hal itu membuat heran beberapa orang Yerusalem. Meskipun demikian masih ada keragu-raguan pada diri mereka dalam mengenal Kristus yang datang bukan atas kehendakNya sendiri tetapi diutus oleh DIA Yang Benar yang tidak mereka kenal (Yoh 7:25-28).
Tidak banyak orang yang mengenal DIA Yang Benar, tetapi Tuhan Yesus mengenalNya (ay. 29). Sebenarnya banyak orang yang mengenal Allah tetapi banyak yang kurang menyadari bahwa Allah adalah DIA Yang Mahabenar. Hal ini karena seringnya umat merasa bahwa dirinya telah benar-benar melakukan yang benar. Sudah tentu benar menurut ukuran manusia yang belum tentu sesuai dengan standar menurut Allah.
Itulah yang pernah dilakukan bangsa Israel ketika melawan Allah sehingga dibuang ke Babel. Orang Israel yang di dalam pembuangan pasti mengeluh bahwa hilangnya negeri mereka (kehancurannya) adalah hukuman berat karena dosa-dosa mereka. Sebagian dari mereka pasti merasa tidak berdaya karena tidak mungkin lagi mendapatkan kembali tanah mereka atau membangun kembali apa yang telah hancur (Yeh 33:10). Dalam hal yang demikian itu oleh TUHAN, Yehezkiel diminta untuk terus mengajak generasi yang ada untuk bertobat (ay 11)
Kalau TUHAN berfirman kepada orang jahat : "engkau pasti mati! ",tetapi ia bertobat dari dosanya serta melakukan keadilan dan kebenaran, ..... sehingga tidak berbuat curang lagi, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. Semua dosa yang diperbuatnya tidak akan diingat-ingat lagi, ia sudah melakukan keadilan dan kebenaran, maka ia pasti hidup (Yeh 33:15-16)
TUHAN tidak akan mengingat-ingat lagi kesalahan-kesalahan orang yang sudah bertobat, pada TUHAN ada pengampunan (band. Mazmur 130:3,4).
Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya, berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN kepadanya (Roma 4:7-8)
TUHAN memberkati kita.Haleluyah
Amin ππ
πSEKULπ
(Sekedar Ulasan)
πBacaan Leksionari Kamis 26-03-2020 dari π Yehezkiel 1:1-3, 2:8-3:3 Mazmur 130 Yohanes 5:1-47 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
ππ Yohanes yang telah bersaksi tentang kebenaran adalah pelita yang menyala dan bercahaya (Yoh 5:35) dia adalah yang datang diutus Allah (Yoh 1:6). Tetapi Tuhan Yesus mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes yaitu segala pekerjaan yang diserahkan oleh Allah Bapa kepada Tuhan Yesus (Yoh 5:36)
Belajar dengan menyelidiki Kitab-kitab Suci (Alkitab Ibrani, yang juga disebut Perjanjian Lama) tidak akan berarti kalau tidak mau menerima pesan-pesan di dalamnya. Dalam Kitab Suci tersebut memberi kesaksian tentang Tuhan Yesus, tetapi kalau bagi yang belajar (menyelidiki) tidak mau menerima Tuhan Yesus di dalam hatinya itu sama dengan tidak mempunyai kasih akan Allah (Yoh 5:39-41). Memang Tuhan Yesus tidak akan mendakwa mereka di hadapan Allah Bapa, tetapi "Musa"-lah yang kepadanya mereka menaruh pengharapan yang akan mendakwanya (Yoh 5:45-47). "Pengharapan yang pasti adalah hanya kepada TUHAN. Mazmur 130:7-8 mengingatkan kepada umat Israel (juga termasuk kita), "Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel! Sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. DIA-lah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya"
Dalam hal itu, Tuhan Yang Mahakasih menyiapkan utusan untuk menuntun umat.
Contohnya : Sewaktu bangsa Israel berada di pembuangan, Yehezkiel dipanggil oleh TUHAN untuk menjadi nabi bagi bangsa Israel yang tidak setia (Yeh. 2:3) Sebelum itu dalam Yehezkiel 1:3 dikatakan bahwa kekuasaan Tuhan meliputi dia. Ungkapan ini menunjukkan bahwa TUHAN telah memilih Yehezkiel untuk dijadikan nabi bagi umatNya. Kepada Yehezkiel dipesan supaya tidak ikut memberontak seperti kaum pemberontak. Yehezkiel harus menelan apa yang diberikan TUHAN kepadanya. Disebutkan dengan makan gulungan kitab yang diberikan TUHAN, dan itu dirasakan seperti madu dalam mulut (Yeh 2:8-3:3)
Dengan setia Yehezkiel menerimanya (menelannya), meskipun firman dalam gulungan tidak semuanya berita-berita yang menyenangkan tetapi juga berisi berita-berita buruk (tentang penghukuman bagi bangsa Israel), firman itu tetap manis di mulut Yehezkiel, meskipun di perut (dapat diartikan hati) rasanya pahit. (Wahyu 10:9-10).
Yang dilakukan Yehezkiel seperti yang dikatakan Pemasmur dalam Mazmur 119 : 100-104 demikian, "Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu. Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu. Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku. Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku. Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta"
Ada penghiburan dan penguatan di tengah-tengah keterpurukan, selama umat tidak menyimpang dari hukum-hukum TUHAN.
Kiranya Roh Kudus menuntun kita untuk dapat melakukan firman TUHAN dalam kehidupan kita hari lepas hari. Haleluya.
Amin ππ
π SEKUL π
(Sekedar Ulasan)
π Yesaya 60:17-22 Mazmur 146 dan Yohanes 5:17-30 π
⛪ Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π
π»π» Dalam Injil Yohanes Tuhan Yesus sering menyebut Allah sebagai Bapa-Nya (Yoh 5:17,20-30, 3:35, 15:1,16) Itu berarti bahwa Ia mempunyai hubungan istimewa dengan Allah dan memiliki otoritas dalam hubungan dengan umat Allah (band Mazmur 2:6-8).
Para pemuka Yahudi percaya bahwa tidak ada seorang pun yang setara dengan Allah. Menurut mereka dengan menyatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya (5:18),Yesus dianggap menghina Hukum Taurat. Kalau dikatakan : Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, disini Tuhan Yesus sedang menunjuk pada hidup kekal, dimana supaya setiap orang percaya kepadaNya beroleh hidup kekal (Yoh 3:15,16). Hal itu terjadi hanya karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini.
Sejak semula Tuhan Allah selalu menunjukkan kasih-Nya kepada umat. Kasih dan pemeliharaan TUHAN kepada umat dalam Yesaya digambarkan menggantikan tembaga dengan emas, besi dengan perak. Terlebih dari itu, sebagai pengganti kayu, tembaga,batu dan besi, TUHAN memberikan damai sejahtera dan keadilan yang akan melindungi dan mengatur hidup umat (Yes 60:17).
TUHAN akan menjadi penerang abadi bagi umat dan hari-hari perkabungan akan berakhir dan akan memiliki negeri untuk selama-lamanya, jika penduduk semuanya orang-orang benar (Yes 60:20-21) Jangan ada penghinaan atau ketidakpedulian kepada yang kecil atau lemah, sebab : Yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar, dan yang paling lemah akan menjadi bangsa yang kuat. TUHAN akan melaksanannya dengan segera pada waktunya (Yes 60:22).Haleluya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, allahnya (Mazmur 146:1,5)
Amin ππ
π SEKUL π
( Sekedar Ulasan)
π²Bacaan Leksionari hari SELASA 24-03-2020 dari :
π Yesaya 42:14-21 Mazmur 146 dan Yohanes 5:1-16 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
π·π· Dalam Yohanes 5:1-16 ini, penantian salah seorang yang sakit terbaring dekat kolam Betesda selama 38 tahun lamanya sungguh luar biasa, meskipun tidak ada seorang pun yang membantu menurunkannya ketika air kolam berguncang supaya mendapat kesembuhan. Tidak hanya kesabaran yang luar biasa yang dimiliki orang tersebut, tetapi harapan yang disertai semangat yang kuat serta percaya akan pertolongan TUHAN-lah yang memotivasi keinginannya untuk sembuh. Ketika ditanya oleh Tuhan Yesus, "Maukah engkau sembuh?", dia langsung menjawab, Tuhan , tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku (Yoh 5:6-7) Ungkapan kata Tuhan yang diucapkankannya berarti dia percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Menyampaikan permasalahan yang dihadapi kepada TUHAN setelah sebelumnya juga sudah berusaha dengan tekun tetapi belum membuahkan hasil adalah termasuk salah satu permohonan dengan kesungguhan hati dalam doa mohon pertolongan TUHAN. Melihat yang demikian itu Tuhan Yesus menjawabnya, "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah. Dan pada saat itu sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan" (Yoh 5:5-9). Permasalahan selanjutnya yang dihadapi orang yang baru sembuh itu adalah dia ditegor oleh orang-orang Yahudi karena memikul tilam di hari Sabat (Yoh 5:10-12). Saat itu Tuhan Yesus telah menghilang ke tengah orang banyak. Namun di Bait Allah orang itu menemukan Tuhan Yesus dan diingatkan, "Engkau telah sembuh, jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk" (Yoh 5:13,14).
Berdosa berarti berpaling kepada Allah dan tidak menaati hukumNya Peringatan Tuhan Yesus kepada orang yang Ia sembuhkan itu tidak berarti bahwa penyakit orang itu disebabkan oleh dosa, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia (lihat Yoh 9:2-3). Adapun halnya penyembuhan itu dilakukan di hari Sabat bukan Tuhan Yesus ingin melanggar Hukum Taurat yang melarang orang Yahudi melakukan pekerjaan di hari Sabat, tetapi karena untuk menyatakan diriNya bahwa Dia-lah sebenarnya Tuhan atas hari Sabat (Mat 12:8).
Banyak sekali sebenarnya umat yang tidak mengerti kehendak TUHAN karena tenggelam pada pengertian dan pemahaman yang tanpa dilandasi oleh tuntunan Roh Kudus sehingga hidup menurut kehendaknya sendiri.
Di zaman Yesaya TUHAN mengatakan bagaimana TUHAN menahan hati karena kegagalan dan kebutaan Israel, dimana banyak orang buta (dalam arti tidak dapat melihat kebaikan TUHAN) berada di jalan-jalan yang tidak mereka kenal, percaya kepada patung pahatan dan menyebutnya sebagai allah (Yesaya 42:14-17)
Bahkan : "Dengarkanlah, hai orang-orang tuli pandanglah dan lihatlah, hai orang-orang buta! Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang tuli seperti utusan yang Kusuruh? Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan yang tuli seperti hamba TUHAN?" (Yesaya 42:18-19) menunjukkan umat Tuhan dan pemimpin mereka buta dan tuli terhadap peringatan para nabi. Banyak yang telah dilihat dan didengar umat, tetapi mereka tidak memperhatikan dan mendengarkannya. Padahal sebagai umat pilihan TUHAN, Israel harus dapat menjadi teladan bagi bangsa lain. Demi penyelamatan-Nya, TUHAN berkenan kepada umat pilihan Allah (Yes 42:20-21)
Berbahagialah kita orang percaya yang mau melihat kebaikan TUHAN dengan menjalani hidup penuh rasa syukur, dan yang mau mendengarkan suara TUHAN dan mau melakukannya dalam kehidupan hari lepas hari.
Haleluya. Pujilah TUHAN, hai jiwaku. (Mazmur 146:1)
TUHAN memberkati kita semua.
Amin ππ
π SEKUL π
(Sekedar Ulasan)
π²Bacaan Leksionari Senin 23-03-2020 dari :
π Yesaya 59:9-19 Mazmur 146 dan Yohanes 4:43-54 π
⛪π Salam damai sejahtera, sukacita dan cinta kasih dari Tuhan Yesus bagi kita semua π⛪
πΈπΈ Akibat dosa, semuanya jadi kacau, jauh dari keadilan dan kebenaran. Berjalan dalam kekelaman, meraba-raba bagai orang buta, bahkan di siang hari pun dapat tersandung. Hal ini menggambarkan situasi yang tidak menyenangkan dalam kehidupan. Dimana hati dan pikiran terbawa dalam kegelapan, hingga merindukan pertolongan yang membawa kehidupan supaya kembali menyenangkan. Saat-saat semacam itulah sebenarnya untuk merindukan datangnya cahaya terang tetapi hanya kegelapan belaka yang ada (Yes 59:9-11). Mengapa? Banyak sekali dosa pemberontakan yang terjadi saat itu bahkan mangkir terhadap TUHAN dan berbalik dari mengikuti Allah. Itu artinya banyak umat yang hidup menurut kehendaknya sendiri tanpa memperhatikan perintah Allah sehingga hukum terdesak ke belakang, keadilan berdiri jauh-jauh sebab kebenaran tersandung di tempat umum dan ketulusan ditolak orang. Hal ini seperti yang dikatakan dalam Yesaya 59:4 "Tidak ada yang mengajukan pengaduan dengan alasan benar, dan tidak ada yang menghakimi dengan alasan teguh, orang mengandalkan kesia-siaan dan mengucapkan dusta, orang mengandung bencana dan melahirkan kelaliman"
Lahirnya kelaliman berakibat lenyapnya rasa kepedulian diri kepada orang tertindas. Lenyapnya kepedulian diri terhadap orang tertindas berakibat akan tetap hidup dalam kegelapan. Padahal dalam Yesaya 58:10 dikatakan, "apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kau inginkan sendiri dan memuaskan hati orang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari". Jadi ada syarat untuk memperoleh "terang" yaitu peduli kepada sesama terutama orang yang lapar dan tertindas.
Terang yang dimaksud adalah pertolongan TUHAN. dalam Mazmur 146 Pemasmur memberi judul Hanya Allah Satu-satunya Penolong. "DIA yang menjadikan langit dan bumi laut dan segala isinya, yang tetap setia untuk selama-lamanya, yang menegakkan keadilan untuk orang -orang yang diperas yang memberi roti kepada orang-orang lapar. TUHAN membebaskan orang-orang yang terkurung... " (Mazmur 146:6,7)
Pegawai istana Kapernaum hatinya terkurung oleh kesedihan dan dalam perasaan yang tidak menyenangkan karena melihat anaknya yang sakit. Namun ketika mendengar Tuhan Yesus datang dari Yudea ke Galilea, tergerak hatinya untuk pergi menemui Tuhan Yesus meminta supaya Ia datang menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati (Yohanes 4:46-47). Oleh Firman Tuhan Yesus, anak pegawai istana tadi sembuh, menjadikan pegawai istana Kapernaum dan keluarganya percaya kepada Tuhan Yesus.
Tergerak hatinya untuk mau datang kepada TUHAN dan menyerahkan segala permasalahan yang menghimpit kehidupan untuk mohon pertolongan kepada TUHAN, adalah suatu sikap yang tepat karena hanya Allah satu-satunya penolong yang dapat diandalkan. Haleluya.
Amin ππ