Persekutuan Blok
Renungan Persekutuan Keluarga GKJ Mijen
SELASA 19 MEI 2020
Renungan Persekutuan Keluarga denga Tema
"Hidup Dalam Pimpinan Roh Kudus"
dipimpin oleh : ibu Tri S.
Selamat beribadah, Tuhan Yesus memberkati.
Tim Musik
Pianis
1. Sdri. Laksmi K.S
Singer
1. Ibu Erni
2. Bp. Yulius
Edited by :
1. Sdr. Prastowocahyo K.
2. Sdr. Denny Irawan.
Dan untuk orang - orang lain sudah terlibat dan mendukung dalam setiap pelayanan ibadah di GKJ Mijen Semarang.
Tuhan Yesus senantiasa memberkati.
Renungan Persekutuan Keluarga denga Tema
"Hidup Dalam Pimpinan Roh Kudus"
dipimpin oleh : ibu Tri S.
Selamat beribadah, Tuhan Yesus memberkati.
Tim Musik
Pianis
1. Sdri. Laksmi K.S
Singer
1. Ibu Erni
2. Bp. Yulius
Edited by :
1. Sdr. Prastowocahyo K.
2. Sdr. Denny Irawan.
Dan untuk orang - orang lain sudah terlibat dan mendukung dalam setiap pelayanan ibadah di GKJ Mijen Semarang.
Tuhan Yesus senantiasa memberkati.
Ibadah Brayat GKJ Mijen Semarang dengan tema
"Melangkah dengan Benar"
Edited by :
1. Sdr. Prastowocahyo K.
2. Sdr. Denny Irawan.
Dan untuk orang - orang lain sudah terlibat dan mendukung dalam setiap pelayanan ibadah di GKJ Mijen Semarang.
Tuhan Yesus senantiasa memberkati.
Facebook GKJ Mijen Semarang :https://www.facebook.com/gkjmijensmg/
Instagram GKJ Mijen Semarang : https://www.instagram.com/gkj_mijense...
Blog GKJ Mijen Semarag : https://gkjmijensemarang.blogspot.com/
silahkan tinggalkan komen, like, dan subscribe supaya channel ini lebih berkembang
Tuhan Yesus memberkati
Persekutuan Yang Menguatkan Ibrani 10: 22-25
Jemaat, yang dikasihi oleh Tuhan bagaimana kabar bapak ibu, yang berada dimanapun anda berada, baik yang sedang dirumah, yang sedang menyaksikan ini, bagaimana kabar bapak ibu saudara sekalian?? Saya harap baik – baik saja, mungkin dalam menjalani masa dirumah ajanya ? mungkin yang berada dirumah aja ini ada yang sudah 1 bulan, 3 minggu, 2 minggu, atau bahkan tidak bisa sama sekali dirumah untuk memenuhi kebutuhan diluar rumah. Berharap bapak – ibu saudara dalam lingkupan kasih Tuhan dan diberikan kesehatan selalu.
Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan, Renungan pada saat ini saya mengambil ibrani 10 : 22 – 25 dengan tema perskuutuan yang menguatkan. Mungkin bapak ibu akan bertanya, persekutuuan pie mas , lhaa ketemu wae ga bisa kok mau bersekutu? Namun bapak ibu yang dikasihi oleh Tuhan suasana saat ini bapak ibu bisa lihat, Tuhan masih ijinkan suasana untuk kita bisa bersekutu, walaupun bersama keluarga kita saat ini. Namun bapak ibu saudara bisa rasakan persekutuan yang ada membuat kita semakin akrab, walaupun tidak menutup kemungkinan kangen ingin bersekutu dengan jemaat yang lain saya bisa merasakan bagaimana perasaan bapak ibu saat ini.
Dalam ibrani 10 ini sebuah surat yang mengingatkan untuk saling meneguhkan dan menguatkan dalam sebuah persekuutuan , karena mengalami tekanan dari pihak lain pada awal kekristenan.
Sebuah persekuutuan yang semakin intim dengan Tuhan dan dengan sesama kita.
Menjalin sebuah relasi yang intim cdengan Tuhan,
1. FAITH: HATI TULUS & IMAN TEGUH (ay.22)
Iman menjadi dasar yang kuat dalam menjalin relasi dengan Tuhan. Hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh ini berarti hati telah dibersihkan dari hati nurani jahat, dan tubuh telah dibasuh dengan air yang murni. Hal ini berarti ketika kita berdoa, menaikan doa harus ada hati yang tulus dengan memiliki pikiran yang baik dan bersih, Hati yang tulus ikhlas adalah hati yang jujur, sejati, asli, apa adanya, nyata, tidak hanya kelihatan dari luar. Sedangkan keyakinan iman yang teguh menunjukkan kepastian yang kuat, tanpa keraguan.
2. HOPE: TEGUH DALAM PENGHARAPAN (ay.23)
Nasehat untuk teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan ini berkenaan dengan diri seseorang atau relasi dengan diri sendiri, yaitu bagaimana kita mampu menjadi orang yang teguh dalam pengharapan
3. LOVE: SALING MEMERHATIKAN, MENDORONG DALAM KASIH (ay.24-25)
Saling memperhatikan, medorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik, tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah, saling menasehati. Nasehat ini berkenaan dengan kehidupan berjemaat atau relasi dengan sesama.
Ketiga hal inilah yang harus menjadi refleksi bagi hidup kita apakah kita sudah memiliki relasi yang intim dengan Tuhan atau belum.
Memang kita menyadari bahwa diri kita ini sebagai seorang yang penuh dosa, terbatas dan tak sempurna namun kita perlu mengucap syukur akan kasih Tuhan yang terhingga bahwa relasi yang baik dengan Allah dan sesama kita. Dalam suasana seperti mari kita semakin memperat perskutuan kita dengan Tuhan dan keluarga kita, sesama kita. Tuhan memberkati.
BAHAN PEKAN PENDIDIKAN KRISTEN/ PEPENKRIS TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Semua keluarga, gereja, maupun sekolah Kristen di lingkungan Sinode GKJ dan GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah, kini memasuki Pekan Pendidikan Kristen (Pepenkris) 2019. Melalui Pepenkris, kita diingatkan tentang kesadaran sekaligus semangat awal para pendahulu di lingkungan Sinode GKJ dan GKI SW Jateng. Yaitu, kesadaran tentang betapa pentingnya karya kesaksian dan pelayanan di bidang pendidikan. Baik itu karya pendidikan dalam keluarga, gereja, sekolah, tempat kerja maupun di ruang publik.
Kegiatan Pepenkris tahun ini kita laksanakan dengan tema “Pendidikan yang Mengutuhkan.”
Memang, pendidikan hakikatnya adalah daya upaya yang bersifat mengutuhkan. Dalam arti, pendidikan merupakan ikhtiar tiada henti agar individu tumbuh-kembang menjadi pribadi utuh yang membumi. Yaitu, pribadi yang aneka potensi dirinya (sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial) tumbuh-kembang secara serasi. Sehingga, ia makin berwawasan luas (to know), mampu mengembangkan kemampuan berkarya (to do), senantiasa berproses menjadi dirinya sendiri (to be), serta mampu hidup dalam (dan bersama) masyarakat secara bermakna (to live together).
BAHAN PERSEKUTUAN DOA
PEKAN
PENDIDIKAN KRISTEN TAHUN 2019
cWd
IMAN
AMRAM DAN YOKHEBED
1. SAAT TEDUH PRIBADI
2.
PUJIAN
KJ 9. PUJI, HAI JIWAKU, PUJI TUHAN
1). Puji, hai jiwaku,
puji Tuhan
Selagi ada nafasmu!
Allahku patutlah ku agungkan
Sepanjang umur hidupku!
Hayatku Dia yang beri
Dia ku puji tak henti
Haleluya. Haleluya!
3.
DOA PEMBUKA
4.
PUJIAN
KJ 49. FIRMAN ALLAH JAYALAH
1). Firman Allah
jayalah sampai ujung dunia
kita pun dipanggil-Nya untuk hidup yang baka
4). Firman kesaksian Roh pandu slamat
yang teguh
kita mengikuti-Nya dalam karsa dan kerja
5.
BACAAN ALKITAB: Keluaran 2: 1-10; Ibrani 11:23
6.
RENUNGAN
Iman
Amram dan Yokhebed
Musa adalah sosok seorang pemimpin besar dalam sejarah hidup bangsa
Israel. Ia dipilih dan dipersiapkan Tuhan
Allah untuk menjadi wakil-Nya
di hadapan bangsa
Israel, umat kepunyaan-Nya. Keberadaan Musa
memang istimewa. Salah satu
alasannya, karena
Musa memiliki orang tua yang sungguh luar biasa.
Bacaan
dalam Keluaran 2:1-10 menuntun kita berjumpa dengan iman orang
tua Musa, yaitu Amram dan
Yokhebed. Apa
yang sudah dilakukan Amram dan Yokhebed,
sehingga mereka turut tercatat sebagai saksi-saksi iman dalam surat Ibrani
11. Mari kita simak kisahnya dalam Keluaran
2:1-10.
Beginilah yang sudah dilakukan oleh Amram dan Yokhebed kepada
Musa putra mereka: Ketika Firaun memerintahkan supaya setiap bayi laki-laki dari bangsa
Israel dibunuh, dengan cara membuang mereka ke sungai
Nil, orang tua Musa tidak rela menyerahkan bayi mereka untuk dibunuh.
Meskipun, itu berarti bahwa mereka melawan perintah
raja.
Ada satu hal
yang kita baca dalam
Ibrani
11:23, yang merupakan alasan mengapa
Amram dan Yokhebed tidak takut pada perintah Firaun
itu,
yaitu: ”karena mereka melihat bahwa anak itu elok rupanya.”
Ungkapan
tersebut bukan hanya menjelaskan reaksi kekaguman
orang tua atas keelokan bayinya
secara fisik. Bukan, bukan hanya sekadar itu. Melainkan,
itu menyatakan pula sebuah keyakinan kuat dari
orang tua Musa bahwa Tuhan pasti punya rencana
yang baik atas kehadiran anak mereka.
Dan, keyakinan itulah yang
selanjutnya memberi kekuatan dan keberanian serta hikmat kepada orang tua
Musa untuk berjuang melalui berbagai cara
demi menyelamatkan anak mereka.
Mereka berjuang dengan menyembunyikan
Musa selama 3 bulan. Sepanjang 3 bulan itu
tentu dipakai oleh
Amram dan Yokhebed
untuk mencari jalan
guna menyelamatkan
Musa. Tak hentinya
mereka menyerahkan sepenuhnya pemeliharaan dan keselamatan anak
mereka itu
kepada Tuhan
Allah.
Setelah 3 bulan,
bayi Musa tentu semakin besar,
dan semakin sulit untuk disembunyikan.
Tibalah fase tersulit bagi
Amram dan Yokhebed, karena mereka harus mengambil keputusan: menyerah atau terus berjuang. Lantas, mereka memutuskan untuk terus berjuang! Caranya, dengan meletakkan bayi
Musa di sebuah keranjang dan menghanyutkannya di sungai Nil. Upaya itu dilakukan dengan
tetap disertai pengawasan
sang kakak, meski dari kejauhan.
Keputusan Amram dan Yokhebed untuk meletakan / menghanyutkan
Musa di sungai Nil tersebut bukanlah bentuk keputusasaan mereka.
Melainkan, itulah upaya
optimal
yang dapat mereka lakukan dengan didasarkan pada kepercayaan
penuh pada pemeliharaan
Tuhan
Allah sendiri. Mereka yakin:
karena Tuhan punya rencana,
maka pastilah Ia juga akan bertindak!
Jadi,
melalui
cerita pengalaman tersebut kita bisa melihat bahwa
orang tua Musa beriman serta bertindak.
Bukan sekadar bertindak tanpa beriman atau beriman tanpa bertindak, bukan. Beriman
serta bertindak,
itulah yang
dilakukan oleh Amram dan Yokhebed dalam menjalankan perannya sebagai
orang tua Musa.
Kisah
tersebut menunjukkan bahwa Tuhan Allah memakai Amram dan Yokhebed untuk menyelamatkan
Musa. Penyelamatan Allah itu bukan hanya
demi kehidupan si bayi,
melainkan bagi kepentingan
lebih besar di masa mendatang.
Dalam peristiwa itu, Allah memberikan kesempatan
kepada
orang tua Musa untuk memperjuangkan
anak mereka
demi menggenapi rencana
Allah.
Pengalaman Amram dan Yokhebed dalam memperjuangkan hidup dan kehidupan putra mereka di dalam rencana
Allah itu, sejatinya merupakan pengajaran yang
diberikan kepada kita semua, setiap orang tua: Bahwa setiap orang tua adalah figur
penting
dalam perwujudan rencana Allah bagi umat-Nya.
Itu dimulai dengan panggilan
kepada setiap orang tua untuk memperjuangkan dan mempersiapkan anak-anaknya supaya bisa menggenapi rencana Tuhan
Allah atas kehidupan mereka.
Dalam mewujudkan panggilan tersebut, tantangan yang dihadapi oleh orang tua zaman ini sungguh tidak mudah. Sebab, ilmu pengetahuan, teknologi, serta budaya terus mengalami ‘kemajuan’. Itu semua berpengaruh besar
terhadap kehidupan anak-anak.
7. PUJIAN
KJ 378. YANG DIPERBUAT ALLAHKU
1). Yang diperbuat Allahku
kebaikkan semuanya
Rancangan-Nya
tetap teguh, kuberserah pada-Nya
Tuhankulah
selamanya yang ingin ku andalkan
Pada-Nya aku
aman.
8. DOA PENUTUP
9. PUJIAN
KJ 49.
FIRMAN
ALLAH JAYALAH
6). Umat Tuhan bangunlah masuk ladang dunia
Banyaklah
tuaiannya, tapi kurang pekerja.
7). Tuhan, untuk panen-Mu, semangatkan hamba-Mu
Biar isi
dunia, sambut sinar-Mu seg’ra. (NLA)
dTc